Skip to main content

Kembali Ke Bandung, Gedung Indonesia Menggugat

Pasti di antara kita semua sering mendengar Quote berikut :

" Jangan sekali - sekali meningkan sejarah"

" Merdeka hanyalah suatu jembatan 
Walau jembatan emas di sebrang jembatan itu jalan terpecah dua
Satu ke dunia
sama rata sama rasa...
satu ke dunia
sama ratap sama tangis..."


" Suatu Revolusi melemparkan hukum yang ada dan maju terus tanpa menghiraukan hukum itu. Jadi sukar untuk merencanakan suatu revolusi dengan ahli hukum. Kita memerlukan getaran perasaan kemanusiaan inilah yang akan saya kemukakan"  
( Soekarno 1901 - 1970 )



 Yups betul :) itu memang quote dari Ir.Soekarno, mantan Presiden Republik Indonesia :) Temanya adalah kembali ke Bandung, simple aja jaman dulu di Bandung ada sebuah gedung bernama Gedung Landraad ( Pengadilan Negeri ) hingga saat ini gedung tersebut masih berdiri dengan kokoh. Disini adalah tempat dimana Ir.Soekarno membacakan Pledoi "Pembelaannya" berjudul dalam bahasa Belanda "IDONESIE KLAAGTAAN"  ( Indonesia Menggugat ) yang ia tulis selama berada di Penjara Bancey.



Gedung ini merupakan saksi bisu, dari Peristiwa Pengadilan empat tokoh Nasional Indonesia yaitu : Gatot Mangkoepraja, soepardienata, Maskoen, dan Presiden RI saat itu. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 18 Agustus 1930 - 22 desember 1930. 


How To Visit Gedung Indonesia Menggugat :

Lokasi         : Jalan Perintis Kemerdekaan No 5 ( Tepat Sebelah Bank BNI )

Biaya Masuk : Gratis

Jam             : 08.00 - 18.00
Operasional

Keterangan : Untuk Kunjungan di atas 50 Orang harap lakukan Konfirmasi terlebih dahulu.

Fasilitaas    : Cafe, Toko buku, Toilet  


"Pembelaan itu dilakukan atas dasar apa ?"

Bung Karno, bersama tiga rekannya: Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Supriadinata yang tergabung dalam Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) dituduh hendak menggulingkan kekuasaan Hindia Belanda. Dari balik jeruji penjara Bung Karno menyusun dan menulis sendiri pledoinya tersebut. Isinya mengupas keadaan politik internasional dan kerusakan masyarakat Indonesia di bawah penjajah. Pidato pembelaan ini kemudian menjelma menjadi suatu dokumen politik menentang kolonialisme dan imperialisme. Selain dokumen politik tentunya dokumen tersebut merupakan sumber kajian hukum yang tidak kalah pentingnya. Sebagai sebuah pledoi, Indonesia Menggugat berisi pandangan Bung Karno terhadap hukum kolonial pada masa itu.  ini membahas pemikiran hukum Bung Karno di dalam ‘Indonesia Menggugat’, bagaimana karakter pemikirannya, bagaimana posisinya dalam konstelasi pemikiranhukum dan apa kontribusinya bagi perkembangan pemikiran hukum kontemporer.

"Ruang Sidang tempat Ir.Soekarno membacakan Pledoi"

Gedung bersejarah ini dijadikan monumen kebudayaan atas prakasa Letjen

(Purn.) Mashudi, para aktivis kaum muda, dan Dinas Budaya dan Pariwisata Jawa Barat. Kemudian Gedung Indonesia Menggugat diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 30 Desember 2002. Di dalam gedung terdapat beberapa foto, replika kursi, dan meja ruang pengadilan. Saat ini Gedung Indonesia Menggugat dipakai untuk beragam kegiatan, seperti kegiatan seni, sosial, sastra, dan lainnya. 




Semoga Bermanfaat :)







Comments

Popular posts from this blog

“ Exploitasi Gua lalay Majalengka yang belum terjamah, Sunset Cantik & Jernihnya air di Curug Cicangkrung Tamanan Nasional Gunung Ciremai ( TNGC ) Majalengka”

Catatan Perjalanan 8 Juni 2014 Fitri Nurlaela  Masih dengan tema Minimalis Budgetis...ngetrip dengan Low cost. Saya dan dua teman backpacker saya yaitu Danny asal Bandung & Giri asal depok mencoba meng - explore Majalengka Jawa Barat. Berawal dari postingan Ade Imron   Jaelani tentang Gua Lalay Majalengka   di Grup Indonesian Mountain ( Social Media Facebook ), Saya langsung tertarik untuk ngetrip ke Gua lalay. Lalu saya googling mencari litelatur Gua Lalay, saya tidak menemukan web ataupun blog yang memebahas gua Lalay yang kabarnya mirip green canyon. Dari pada buta informasi, akhirnya saya langsung bertanya pada Nara sumber yang pertama kali memposting foto gua lalay tersebut. Ade Imron Zaelani adalah narasumber kami, dia merupakan anggota dari Aspinal foundations & Compas Adventure Majalengka & Rangger di TNGC. Destinasi awal yang kami tuju adalah Gua lalay & Curug Muara Jaya. Namun, Narasumber ( Ade Imron Zaelani ) menyarankan Destinasi lain yaitu Cur

Surat Untuk Bapak Kosmara

Teruntuk Almarhum Bapak Kosmara, Aku memulai tulisan ini dengan semacam entah... Sebab ketika aku sedang merindukan seseorang, perasaan dan logikaku selalu membawaku pada sebuah atmosfir yang disebut apa, akupun tak tau?. Sebab rindu itu selalu menyeretku pada sebuah ruang yang entah. Namun, sesuatu yang pasti, beliau akan marah jika aku rindukan. Sebagian orang beruntung pak, hanya terpisahkan jarak dan waktu. Sementara kita terpisahkan dimensi yang berbeda.        Apa Kabar Pak ?, semoga bapak baik-baik saja disana. Aku membawa kabar gembira untuk bapak. Sekarang aku sudah semester 7, kuliah di STKIP Siliwangi Bandung. Judul Proposal penelitianku baru saja diacc pak. Do'akan aku ya pak, semoga aku segera mendapatkan sebuah lebel bernama  sarjana. Oh...iya pak, aku mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, terinspirasi dari bapak.          Sejak pertama kali aku berada di kelas bapak, barang sedetikpun aku tidak mau beranjak dari kelas Sastra Indonesia.

Mengintip Sisi Kawah Galunggung Tasik

Cahaya Siang telah tertutup oleh cahaya malam, waktu liburan yang singkat membuat kami tidak peduli perjalanan itu dilakukan malam atau siang. Mobil kami bak kuda perang yang tengah berlari kencang mengejar musuh di padang terbuka. Sabtu 20 Desember 2014, tepat jam sepuluh malam kami mengawali perjalanan kami dari Bandung menuju Desa Suka Ratu Singgaparna Tasik. Disanalah Tuhan Semesta alam menaburkan Kawah Galungggung yang luasnya kurang lebih 275 Km2 berdiameter 500 meter dengan kedalaman 100 - 150 meter. kami tidak peduli perjalanan kami akan ditemani hujan atau tidak, yang terpenting bebas dari jeratan pasal asap kemacetan. Pergi di tengah malam menghindari asap kemacetan, membuat kita datang kepagian. Deretan bukit, Ladang sawah, Warna – warni kanan & kiri jalan tidak terlihat. Yang terlihat hanya gulita malam yang di selingi siluet dari lampu – lampu  kendaraan serta lampu – lampu rumah. Membuat sang pengemudi harus membuka mata lebar – lebar. Sesekali berpapasan d