Skip to main content

“ Exploitasi Gua lalay Majalengka yang belum terjamah, Sunset Cantik & Jernihnya air di Curug Cicangkrung Tamanan Nasional Gunung Ciremai ( TNGC ) Majalengka”

Catatan Perjalanan 8 Juni 2014
Fitri Nurlaela



 Masih dengan tema Minimalis Budgetis...ngetrip dengan Low cost. Saya dan dua teman backpacker saya yaitu Danny asal Bandung & Giri asal depok mencoba meng - explore Majalengka Jawa Barat. Berawal dari postingan Ade Imron  Jaelani tentang Gua Lalay Majalengka  di Grup Indonesian Mountain ( Social Media Facebook ), Saya langsung tertarik untuk ngetrip ke Gua lalay. Lalu saya googling mencari litelatur Gua Lalay, saya tidak menemukan web ataupun blog yang memebahas gua Lalay yang kabarnya mirip green canyon. Dari pada buta informasi, akhirnya saya langsung bertanya pada Nara sumber yang pertama kali memposting foto gua lalay tersebut. Ade Imron Zaelani adalah narasumber kami, dia merupakan anggota dari Aspinal foundations & Compas Adventure Majalengka & Rangger di TNGC.
Destinasi awal yang kami tuju adalah Gua lalay & Curug Muara Jaya. Namun, Narasumber ( Ade Imron Zaelani ) menyarankan Destinasi lain yaitu Curug Cicangkrung yang berlokasi di Buper Berod. “Airnya lebih Jernih, Selain itu kita bisa menikmati Sunset cantik di ketinggian 1204mdpl” Ujarnya. Karena, curug muara jaya saat ini tidak begitu asri dan terdapat banyak sampah & orang – orang yang pacaran so, kurang asik untuk wisata alam. Kami langsung memutuskan memilih untuk trip ke curug Cicangkrung saja.  Sekali dayung dua Pulau terlampaui.
Star Awal From :
1.     Kopo Sayati Village – Terminal Leuwi.Panjang : Rp. 3.000,-
2.  Terminal leuwi Panjang – Caheum : Rp. 10.000,- ( Harusnya Rp.7.000, supir angkot uring –uringan minta Rp.10.000 dengan alasan motong jalan, malas ribut dengan supir angkot -,- ). Sebenarnya elf  Bandung – Cikijing lewat leuwi Panjang, namun tidak transit jadi kami memutuskan naik angkot saja biar lebih cepat
3.     Bandung – Cikijing : Rp. 30.000,- ( Seharusnya Rp.25.000, lagi – lagi bertemu kenek yang culas -,-) Attention : Bisa menggunakan  elf RW ( Rukun Wargi ) / Elf Buhe ( berwarna pink, jika ingin tiba lebih cepat gunakan Elf Buhe ) dengan catatan siap – siap kena serangan jantung & mangap – mangap kaget karena super ngebut kaya pesawat sukoy. Dan rasanya, lebih extream dari Yamaha costernya trans studio) hehe. Cukup memacu adrenalin di awal perjalanan. Jangan hawatir kehabisan elf karena elfnya ada di setiap waktu. Tidak seperti elf Ciroyom – Bunijaya.

Kami berhenti di Kampung Kawung Girang, Pesantren Sobarul Yaqien karena akan bertemu dengan Narasumber disitu. Nah untuk Treveler yang mau berkunjung ke Curug Cicangkrung berhenti saja di Pasar Sukadana Maja.


“Samping Pasar Sukadana maja, Jalan Utama menuju Gua Lalay & Buper berod”


Mobil bak terbuka ini adalah Alat Transportasi paling efecktif di desa Sukadana,  Pemberhentian terakhir mobil ini adalah di Apuy Kecamatan Argamukti. Ada mobil semacam ini lagi dari Apuy Kec.Argamukti menuju TNGC, jalur pendakian Apuy & Buper Berod. Entahlah, saya lebih suka alat transportasi semacam ini lebih berasa humanismenya. Stiap orang saling bertegur sapa walaupun tidak saling mengenal satu sama lain. Beda dengan alat transportasi di kota, sibuk dengan gadget masing - masing.
Untuk menuju Gua Lalay waktu tempuhnya adalah -/+15 Menit dengan ongkos Rp.5.000,- ( berhubung kenal sama supirnya kalo gak kenal Rp.10.000,- tidak ada harga teman lagi. Warga Majalengka sendiri, masih banyak yang belum tau tentang keberadaan gua Lalay. Berikut Shelternya :
1) Terdapat gang di antar Rumah & Bale kecil di sisi Kanan jalan



2) Shelter 2 Jembatan

"Everybody is ART from GOD"
Setelah melewati jembatan ini jalan sedikit menanjak, melewati beberapa pemukiman warga kemudian pepohonan mulai lebat dan terdapat beberapa pohon bambu. Kabarnya Penemuan Gua lalay ini mulai di temukan ketika para penambang batu membuka jalur untuk penambangan. Entahlah...harus berterima kasih para pada penambang batu ? atau mengutuk mereka saja?

3) Shelter 3 Pepohonan mulai Rapat
( Mulai terdengar suara aliran air )



4) Shelter 4 Vegetasi pepohonan mulai sedikit, tumpukan batu - batu mulai terlihat. Hasil keringat dari para penambang tidaklah seberapa Hanya di beri upah RP.20.000/hari, tetapi kerusakan alam yang di buatnya sungguh luar biasa untuk kehidupan anak cucu kita di masa yang akan datang. Sebetulnya tanpa mengexploitasi bebatuan yang berada di sekitar gua lalaypun Desa Sukadana Maja akan tetap memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan dengan mengembangkan objek kepariwisataannya. Langsung Galau liat beginian. Detailnya tentang Exploitasi penambangan seperti ini, saya kupas nanti, saya rampungkan dulu track menuju gua Lalaynya.


Would you Doing Something For Earth ?

5) Shelter 5 Lautan bebatuan yang tidak lagi terpakai.
Ade Imron Zaelani sang narasumber luar biasa sekali, membuka jalur menuju gua lalay Majalengka. Lumayan sulit untuk mencapai gua lalay ini. "Sebulan yang lalu, track menuju gua lalay tidak seperti ini, tidak serusak sekarang. Masih lumayan nyaman untuk ngetrack" ujarnya.


Kalau Narasumber tidak bersedia mengantar kita ke gua lalay, mungkin saya hanya menginjakan kaki sampai disini. Tidak mungkin sampai di gua lalay tanpa narasumber. Karena jalunya benar - benar tidak terlihat harus berjalan memipir pinggiran tebing yang terkikis para penambang batu terlebih sisa - sia bebatuan yang menghalangi track menuju gua lalay.

Bebatuan yang tidak terpakai, yang cukup menghambat track menuju lalay cave
( Jepretan Danny, Nice Guys )

Ketika kita akan melintasi area ini, berteriaklah pada Para penambang batu, beri tau kita kan melintas & jangan dulu membuang batu. Safety, be carefull, fokus, keep moving in your track & dont give up


Ketawa garing liat track yang kukurusukan hehe 


Giri yang lagi ngasih tau batuan mana yang enak buat di jadiin pegangan hehe

6) Shelter 6, Batuan yang tidak terpakai melebar hingga aliran air.
Jika Penambangan batu terus - terusan membuang batuan yang tidak terpakai ini, tidak menuntut kemungkinan tidak akan ada lagi akses jalan  masuk menuju gua lalay.Dalam waktu sebulan saja track sudah sangat jauh berbeda sekitar 40%.


Batuan yang hampir menutup aliran air
7) Shelter 7 Mulut Gua Lalay Majalenka
Sambutan selamat datang dari ribuan kelelawar yang beterbangan di atas kepala kami...rasanya seperti di film - film planet earth ataupun discovery chanel. Lagi - lagi seperti menemukan harta karun terpendam. "Can you imagine that ?" Hartakarun yang tersembunyi di Jawa Barat, harta karun yang belum terjamah & belum di garap sama sekali "would you to do something for this place ?"


7) Kecantikan yang tersembunyi di tengah Riuhnya para penambang batu
Terdapat aliran sungai yang mengalir di dalam gua....

"Jepretan Giri"


" Kelelawar yang berterbangan"
 
Kurang lebih satu jam kami menikmati cantiknya Gua lalay Majalengka, yang terbesit dalam otaku adalah andaai punya banyak uang akan kusulap tempat ini menjadi objek wisata paling cantik di Jawa Barat. Kami harus melanjutkan perjalanan kembali menuju Berod



                                                                             "Masih jepretan Giri Cantiknya"

Testimony From Gua Lalay Majalengka :

1. Mengobrol Dengan warga yang tinggal di Area Gua Lalay, sebenarnya saya ingin bertanya banyak tentang gua lalay ini. Tapi sayangnya sudah di wakilkan oleh sang Narasumber kami Ade Imron Zaelani, semuanya yang ingin saya tau sudah ia tanyakan. Kesimpulan dari mengobrol dengan ibu ini. Semenjak tau keberadaan gua lalay beliau sama sekali belum pernah menginjakan kaki di gua lalay, kabarnya pertambangan batu tersebut telah ada ijin dari Kepala Desa, MUNGKINKAH ? Ada Money Politik di di Desa Sukadana ini ???




Testimony Giri for Gua Lalay Majalengka :

" Sepenggal Testimoni for majalengka
Bagian dari provinsi jawabarat yang menyimpan segudang objek wisata yg wajib di kembangkan dan di kunjungi, bisa menjadi salah 1 nominasi tempat wisata terbaik Jawa Barat.
Dari gunung ciremai yg sangat menantang gua lalay (sarang kelelawar) yang mulai terancam hancur, air terjun yg indah bersih dan treking juga cukup menantang, namun sangat disayangkan ketika aku berkunjung ke gua lalay ada beberapa penduduk yang menambang batu alam di sekitar situs gua lalay.
Sedangkan untuk pengelolaan wisata gua lalay masih dalam tahap pengembangan dikarenakan penduduk sekitar tidak peduli akan hadirnya potensi wana wisata yg sangat menguntungkan dengan adanya wisatawan yang datang ke desa mereka. Sungguh sangat di sayangkan apabila potensi wisata yang amat menarik harus hancur lebur akibat penambangan batu. Bayangkan kalau saja di kelola dengan baik pasti sangat menguntungkan untuk pembangunan desa, peningkatan ekonomi masyarakat, lapangan pekerjaan dll. Menambang batu juga menguntungkan tapi hanya sementara! Sedangkan bila di rawat agar tetap alami dan di jadikan tmpat wisata bisa menguntungkan selamanya hingga turun temurun. Lalu ada juga aliran sungai yg cukup deras tepat melintasi gua lalay untuk jeram atau menggunakan kano bila terlalu sempit, sempat membayangkan ada kano warna oranye yang terjun dari sela-sela tebing batu di curug gua lalay yang tidak tinggi dan ada kolam yang cukup luas, kalau mengenai mitos cerita rakyat biarlah menjadi sebuah cerita yang patut di hargai namun serahkan semua pada sang pencipta karna alam ini adalah surga dunia. aku yakin masih banyak tempat yg sangat menarik untuk di kunjungi, tapi sayang waktunya hanya sebentar.
Do'a ku untuk kalian yg memperjuangkan gua lalay dan surga dunia yang ada di majalengka sebagai tempat wisata akan selalu menyertai jalanmu. Berjuanglah untuk desamu untuk kotamu untuk genenerasimu kelak."
Keep searching the other site..
We love paradise @majalengka..
Special thank's to :
Imron (commpas adventure)
Dani (bandung)
Fitri (bandung)
From me : efek lagi kejepit di elf yang ugal_ugalan
 

Foklor ( Cerita Rakyat yang di percayai masyarakat sekitar Gua Lalay Majalengka ) : 

Menurut kepercayaan penduduk setempat kabarnya Gua lalay Majalengka merupakan tempat bernaungnya Ular raksasa, Ular raksasa tersebut dulunya tinggal di kaki gunung ciremai. Menurut kabar ular tersebut sering mengganggu masyarakat sekitar kaki gunung kemudian ular tersebut di pindahkan ke gua lalay. Hmm...ini hanya sebuah foklor yang harus tetap kita hargai, so jangan takut untuk menginjakan kaki di Gua lalay tergantung dengan niatnya, kalo niatnya baik maka kitapun akan di lindungi Tuhan kita. Sedikit Ringkasan Foklor dari bapak Indi.

                                                            "Narasumber Ade Imron Zaelani bersama Bapak Indi"

Dampak yang di timbulkan Penamabangan Batu :

Tumbuhan dapat hidup pada berbagai media seperti tanah, air, bahkan bebatuan. Salah satu medan bebatuan yang dapat ditumbuhi adalah tebing. Tidak semua tumbuhan dapat hidup di batuan tebing. Tumbuhan-tumbuhan dengan karakter tertentu saja yang akhirnya dapat bertahan hidup di permukaan tebing. Beberapa tumbuhan seperti alang-alang (imperata cylindrica) selain banyak digunakan sebagai tumbuhan penutup atap rumah di beberapa daerah, tumbuhan ini memiliki juga fungsi sebagai antipretik, atau penurun panas ketika demam.Alang-alang merupakan salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan di permukaan tebing. Dampak dari exploitasi tersebut adalah tidak akan ada lagi beberapa jenis tanaman yang tumbuh di sekitar tebing, selain itu tebing merupakan tempat penyimpanan 25 % cadangan air. Sedikit pengetahuan dasar yang saya tau seputar manfaat tebing selain berfungsi sebagai objek wisata.
Pertambangan tersebut tidak dapat disalahkan sepenuhnya, karena manusia membutuhkan batuan untuk membangun infrastruktur. Namun kebutuhan itu patutnya diimbangi pula dengan kesadaran terhadap kepentingan lingkungan, sebuah kepentingan yang sulit ditakar oleh nilai finansial atau pun ekonomis.

  

About Berod : 
Buper berod terletak di sebelah barat kaki gunung ciremai dalam kawasan Taman nasional gunung ciremai SPTN wilayah II Majalengka Resort Argamukti, yang secara administratif masuk kedalam Desa Argamukti kecamatan Argapura Kab.Majalengka. Jarak dari dari kota Kabupaten sekitar 25KM, Sedangkan jarak dari Kantor kecamatan sekitar 10KM.

 Aksesbilitas :
Kondisi jalan menuju Buper Berod secara umum dalam kondisi baik, jalan berupa aspal hotmik dan sebagian aspat biasa sekitar 3KM sebelum ke buper jalannya tab atau tembok cor. Buper berod ada di pintu masuk pos 1 dengan ketinggian 1453 sampai dengan 1540mdpl.

  Fasilitas : 
1. Mushola berornamen kayu
 2. Areal Bumi Perkemahan ( kapasitas -+ 500 orang )

3. Warung Makan

Beliau adalah Emak IjohOwner warung makan di TNGC, sekilas nampak galak padahal aslinya ramah banget hehe, photo ini di ambil diem - diem soalnya beliau gak PD di photo katanya. Beliau benar - benar berjasa untuk para pendaki gunung. Tapi warungnya hanya buka hingga magrib saja.

"Jernihnya air Curug Cicangkrung Di Buper Berod" 

 Nah, dari samping warung ini terdapat jalan menuju curug Cicangkrung, ikuti saja jalurnya. Kita akan memasuki vegetasi yang lebih rimbun perjalanan menuju curug cicangkrung tidak seextream ke gua lalay & cendrung landai banyak bonus tracknya. kita hanya perlu berjalan sekitar dua puluh menit untuk menuju curug 1 dan curug 2. jangan lupa membawa sandal gunung karena sayapun cukup kerepotan membuka - pasang sepatu di sepanjang jalan. Tinggi curuh cicangkrung adalah 8 Meter. Airnya jernih sekali dan kita bisa meminum langsung air yang mengalir dari curug Cicangkrung ini.
1. Track menuju Curug Cicangkrung









3. Curug 1 setinggi 8 Meter



" BEAUTIFUL SUNSET FROM BEROD"

                                                     Suasana sore menjelang sunset

 
                                             Aku Jatuh Cinta pada kecantikan Senja
                                             Sayang aku tidak bisa membawanya pulang
                                            Hanya bisa menatap Senja yang semakin menguning 
                                             lamat - lamat memudar menjadi gelap. . .

                                             Senja yang selalu cantik di puncak Berod
                                             Senja yang mendamaikan jiwa. . .
                                            Senja yang sayang untuk dinikmati sendirian
                                            Belum puas rasanya menyaksikan keindahan yang Tuhan ciptakan 
                                            Seberapa besarpun aku menginginkan senja bersamaku
                                            Apalah daya aku tak mungkin membawanya Pulang
                                            Dan Senja harus pulang, kembali ke peraduannya
                                            Semua memang harus kembali bukan ?
                                            Seperti senja sore itu. . .

Setelah puas menyaksikan kebesaran Tuhan, lalu kami bergegas ke Ke alun - alun Majalengka kebetulan sekali disana sedang di selenggarakan acara  "Majalengka Expo". Puas sekali satu hari yang luar biasa. Dari mulai Gua Lalay, Curug Cicangkrung dan sunset cantik di buper berod. Lalu kami melanjutkan perjalanan kami dengan mengunjungi Stan Compas Adventure yang sedang mempromosikan kepariwisataan & penyelamatan hewan langka di Majalengka. Oleh - oleh yang wajib di beli di Majalengka adalah Kecap Asin Khas Majalengka & Kaos Emmet. P.S Jangan Lupa Kunjungi Buper Berod di Bulan September - Oktober karena ada Migrasi burung dari Korea & Hongkong yang bermigrasi di Berod.



                                                              Kawan - Kawan Compas Adventure Majalengka






Lalu kami Pulang tepat pada jam sembilan malam, naik Elf Buhe yang cukup memacu adrenalin yang memecah Kantuk kami. Harusnya kami lelah, malah shock theraphy di Elf karena driver betul - betul ugal - ugalan hihi... Dan pukul 00.30 kami tiba di rumah my home sweet home, mengendap - ngendap masuk rumah di tengah malam...Dan mendapatkan banyak pengalaman & teman baru.



Dan bakalan kangen banget sama Imas & repan yang hobi main di Hawu ( Tungku Perapian ), yang menyebut mehong  dengan sebutan meheng, hmm, idialek anak kecil. Hmm, di kaki gunung ciremei sana anak - anak belum terkontaminasi apapun benar - benar anak alam.


 I Love Majalengka So Much.............

 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengintip Sisi Kawah Galunggung Tasik

Cahaya Siang telah tertutup oleh cahaya malam, waktu liburan yang singkat membuat kami tidak peduli perjalanan itu dilakukan malam atau siang. Mobil kami bak kuda perang yang tengah berlari kencang mengejar musuh di padang terbuka. Sabtu 20 Desember 2014, tepat jam sepuluh malam kami mengawali perjalanan kami dari Bandung menuju Desa Suka Ratu Singgaparna Tasik. Disanalah Tuhan Semesta alam menaburkan Kawah Galungggung yang luasnya kurang lebih 275 Km2 berdiameter 500 meter dengan kedalaman 100 - 150 meter. kami tidak peduli perjalanan kami akan ditemani hujan atau tidak, yang terpenting bebas dari jeratan pasal asap kemacetan. Pergi di tengah malam menghindari asap kemacetan, membuat kita datang kepagian. Deretan bukit, Ladang sawah, Warna – warni kanan & kiri jalan tidak terlihat. Yang terlihat hanya gulita malam yang di selingi siluet dari lampu – lampu  kendaraan serta lampu – lampu rumah. Membuat sang pengemudi harus membuka mata lebar – lebar. Sesekali berpapasan d

Surat Untuk Bapak Kosmara

Teruntuk Almarhum Bapak Kosmara, Aku memulai tulisan ini dengan semacam entah... Sebab ketika aku sedang merindukan seseorang, perasaan dan logikaku selalu membawaku pada sebuah atmosfir yang disebut apa, akupun tak tau?. Sebab rindu itu selalu menyeretku pada sebuah ruang yang entah. Namun, sesuatu yang pasti, beliau akan marah jika aku rindukan. Sebagian orang beruntung pak, hanya terpisahkan jarak dan waktu. Sementara kita terpisahkan dimensi yang berbeda.        Apa Kabar Pak ?, semoga bapak baik-baik saja disana. Aku membawa kabar gembira untuk bapak. Sekarang aku sudah semester 7, kuliah di STKIP Siliwangi Bandung. Judul Proposal penelitianku baru saja diacc pak. Do'akan aku ya pak, semoga aku segera mendapatkan sebuah lebel bernama  sarjana. Oh...iya pak, aku mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, terinspirasi dari bapak.          Sejak pertama kali aku berada di kelas bapak, barang sedetikpun aku tidak mau beranjak dari kelas Sastra Indonesia.