Skip to main content

" Flash Back di Barli Museum, seperti ada mesin waktu disini"


Barli Musium adalah sebuah musium swasta yang umurnya sama dengan saya. Sebetulnya Musium Barli sendiri sudah ada sejak tahun 1991, musium yang dipersembahkan untuk istri bapak Barli yaitu ibu Atikah binti Basari. Kemudian di resmikan Pada 26 Oktober 1992 oleh Mentri Pariwisata Pos & Telekomunikasi ( Pada masa itu ) Bapak Soesilo Soedarman. Musium Barli adalah sebuah tempat berkumpulnya para seniman. Dan sering di adakan workshop disana. Salah satu workshpnya adalah kursus bagi anak - anak & dewasa.

How to Visit  ???
Lokasi                : JL. Dr. Prof , Sutami no 91 Bandung 
Telepon             : 022 2011898 / 08572207779
Email                 : agungwb@yahoo.com
Twitter              : @museum_Barli
Jam 
Operasional     : Harap konfirmasi satu hari sebelum berkunjung
Biaya masuk    : Rp. 7500

P.S Jujur saja sebenarnya kita tidak mengerti sedikitpun tentang seni apa lagi tentang seni lukis, hanya saja pada waktu itu saya dan kedua teman saya hanya sedang ingin menggali Bandung lebih dalam lagi. Walaupun begitu kami mencoba belajar menikmati Hasil Karya seni di museum Barli, dengan menggali nilai - nilai sejarah dan keberadaan seniman Barli di Indonesia.


Musium ini terdapat 3 lantai : Lantai pertama tempat kursus, lantai kedua adalah tempat menyimpan barang - barang koleksi Bapak Barlie, Love it. saya suka sekali lantai ini karena banyak barang yang unik dari setiap jaman seakan menemukan sebuah mesin waktu. Disini hanya terdapat sedikit lukisan. Ruang imajinasi yang sempurna. helai - helai yang menggantung adalah merupakan roll yang biasa ada di kaset. Ah...entahlah apa namanya lupa hehe. ketika membukanya kita diajak mengitari setiap jaman. Kalian akan menemukan banyak tokoh idola masa kecil. Dengan berbagai mainan setiap jaman, beberapa mainan saya baru mengetahuinya. Jika kita menginginkannya tinggal bawa saja tapi tidak gratis ya.

"Ada yang kenal mainan ini ???"


Dulu gak ada Ipod yaa, gak ada Ipad, ga ada tablet. 
"Hmm....jika jaman sekarang ada Psv & playstatios .semasa saya kecil, saya pernah sangat berbahagia sekaligus bangga memiliki mainan ini Vidio game, sega, gameboy. Saking asiknya memainkan sega saya pernah hampir tida naik kelas ke kelas 2 hehe.... beberapa permainan yang ada di gambar saya tidak kenal hehe, artinya mainan itu bukan jaman saya Ma'lum anak 92' :) . Sensasi memasuki lantai dua ini seperti membawa saya pada semangat masa kecil." menabung demi beli kaset sega, mana kasetnya gede lagi permainannya sedikit. gak kaya jaman sekarang serba praktis serta ada memory internal yang bisa menampung banyak game. Saya bangga pernah punya dan main sega.


"Ada yang kenal tokoh - tokoh ini ???"

Hari minggu adalah hari paling seru, ngebela - belain bangun pagi demi nonton tokoh - tokoh kartun kesayangan. Siapa yang gak kenal Astro Boy, Power Ranger, Baja hitam, kura - kura ninja, boneka susan, simson movie dll ??? anak 92' pasti kenal dong ya ? :) 

Saya pernah nangis guling - guling sampe gigit - gigit baju demi pengen di beliin film E.T. Tapi gak di beliin karena Vcd yang Ory jaman saya harganya lumayan. Jaman itu pembajak masih langka hehe...Kata mama " dari pada beli Vcd mending beli makanan". "Damn !!!" Dan film ini sampe sekarang masih sering di putar di hari - hari libur. Saya masih terkagum - kagum pada E.T




Telpon rumah yang tombolnya di putar jaman sekarang sudah langka sekali. Lalu Otopet sekarang udah ga musim juga yaa...tapi masih banyak ko di mall - mall, yang di sewain perjamnya Rp.5.000 - Rp.25.000. Tapi kalo yang di mall udah gak perlu cape - cape lagi. Gak perlu goes - goes lagi.

Vesva - vesvaan warna kuning, seperti dalam imajinasi saya, bisa di bilang imajinasi sekaligus impian " selalu pengen naik vesva warna kuning, dengan suasana Bandung setelah hujan, di sountrackin Baby it's You nya The Beatles, sama someone pastinya hehe..


" The Door Of Imagination in Museum Barli "





Jika ingin menggambar, hasil karya kita akan di pajang di lantai dua ini. selain itu banyak juga komik dan majalah - majalah jaman dulu. Seperti Cerita Batman satu ini. Buku cerita jadul yang Anti Mainstream unik sekali bukan ? Batman dengan tema "Rahasia kuburan tua" hihi...














" Lantai tiga "




Di lantai tiga ini sering juga di adakan pergelaran seni tari. Selain itu lukisan - lukisannyapun dijual berkisar dua ratus juta hingga empat ratus juta juga ada. Museum dan galeri lukisan  yang dipamerkan di Barli Museum merupakan lukisan karya Barli Sasmitawinata sendiri ( 1921 - 2007 ) , dan karya anaknya Agung. Setelah menyelesaikan sekolah seni di Belanda & Prancis pada tahun 1950. Bapak Barli menghabiskan sisa waktunya untuk mengajar di Bandung. Barli Sasmita Winata mendapatkan penghargaan Medali Seni dari Pemerintah indonesia pada tahun 2000. Lukisan Barli sendiri sebagian besar dipengaruhi kehidupan sehari - hari.

Perlengkapan melukis yang sering di gunakan Barli untuk melukis :



Musium Barli sudah terkenal ke kancah Internasional, dunia saja tau, masa kita sebagai WNI dan warga Bandung tidak tau menau yuuu belajar menikmati karya seni.





Special Thank To Mba Atin ( Pengelola ) :) 
yang udah nemenin keliling - keliling seisi Museum Barlie



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

“ Exploitasi Gua lalay Majalengka yang belum terjamah, Sunset Cantik & Jernihnya air di Curug Cicangkrung Tamanan Nasional Gunung Ciremai ( TNGC ) Majalengka”

Catatan Perjalanan 8 Juni 2014 Fitri Nurlaela  Masih dengan tema Minimalis Budgetis...ngetrip dengan Low cost. Saya dan dua teman backpacker saya yaitu Danny asal Bandung & Giri asal depok mencoba meng - explore Majalengka Jawa Barat. Berawal dari postingan Ade Imron   Jaelani tentang Gua Lalay Majalengka   di Grup Indonesian Mountain ( Social Media Facebook ), Saya langsung tertarik untuk ngetrip ke Gua lalay. Lalu saya googling mencari litelatur Gua Lalay, saya tidak menemukan web ataupun blog yang memebahas gua Lalay yang kabarnya mirip green canyon. Dari pada buta informasi, akhirnya saya langsung bertanya pada Nara sumber yang pertama kali memposting foto gua lalay tersebut. Ade Imron Zaelani adalah narasumber kami, dia merupakan anggota dari Aspinal foundations & Compas Adventure Majalengka & Rangger di TNGC. Destinasi awal yang kami tuju adalah Gua lalay & Curug Muara Jaya. Namun, Narasumber ( Ade Imron Zaelani ) menyarankan Destinasi lain yaitu Cur

Mengintip Sisi Kawah Galunggung Tasik

Cahaya Siang telah tertutup oleh cahaya malam, waktu liburan yang singkat membuat kami tidak peduli perjalanan itu dilakukan malam atau siang. Mobil kami bak kuda perang yang tengah berlari kencang mengejar musuh di padang terbuka. Sabtu 20 Desember 2014, tepat jam sepuluh malam kami mengawali perjalanan kami dari Bandung menuju Desa Suka Ratu Singgaparna Tasik. Disanalah Tuhan Semesta alam menaburkan Kawah Galungggung yang luasnya kurang lebih 275 Km2 berdiameter 500 meter dengan kedalaman 100 - 150 meter. kami tidak peduli perjalanan kami akan ditemani hujan atau tidak, yang terpenting bebas dari jeratan pasal asap kemacetan. Pergi di tengah malam menghindari asap kemacetan, membuat kita datang kepagian. Deretan bukit, Ladang sawah, Warna – warni kanan & kiri jalan tidak terlihat. Yang terlihat hanya gulita malam yang di selingi siluet dari lampu – lampu  kendaraan serta lampu – lampu rumah. Membuat sang pengemudi harus membuka mata lebar – lebar. Sesekali berpapasan d

Surat Untuk Bapak Kosmara

Teruntuk Almarhum Bapak Kosmara, Aku memulai tulisan ini dengan semacam entah... Sebab ketika aku sedang merindukan seseorang, perasaan dan logikaku selalu membawaku pada sebuah atmosfir yang disebut apa, akupun tak tau?. Sebab rindu itu selalu menyeretku pada sebuah ruang yang entah. Namun, sesuatu yang pasti, beliau akan marah jika aku rindukan. Sebagian orang beruntung pak, hanya terpisahkan jarak dan waktu. Sementara kita terpisahkan dimensi yang berbeda.        Apa Kabar Pak ?, semoga bapak baik-baik saja disana. Aku membawa kabar gembira untuk bapak. Sekarang aku sudah semester 7, kuliah di STKIP Siliwangi Bandung. Judul Proposal penelitianku baru saja diacc pak. Do'akan aku ya pak, semoga aku segera mendapatkan sebuah lebel bernama  sarjana. Oh...iya pak, aku mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, terinspirasi dari bapak.          Sejak pertama kali aku berada di kelas bapak, barang sedetikpun aku tidak mau beranjak dari kelas Sastra Indonesia.