Skip to main content

“ Maret Versus Me ”



       Ada apa sih hubungannya antara gue dan bulan maret ? Kenapa sih mesti Bulan ini terus yang ada kaitannya sama hidup gue...kenapa gak bulan lain aja coba Desember kek, Januari Kek asal jangan bulan MARET I HATE THAT. Gue gak yakin ini akan berjalan dengan mulus tanpa ada kerikil yang menukik di jalan hidup gue Oh GOD I Hope this is not my mystake. Kenapa kebetulan kaya gini terus terjadi berulang – ulang ?, apa ini bisa di sebut kebetulan ? Hava bertanya – tanya pada dirinya sendiri, ia ragu akan keputusan yang  ia akan ambil. Gue gak mau kecewa lagi, gue mau pernikahan itu sekali dalam seumur hidup gue. Ini bukan soal pernikahan itu mesti mewah atau terjadi secara biasa – biasa aja yang terpenting adalah kehidupan setelahnya. Singkat kata filosopi Wedding buat gue itu,  SAKRAL dan mesti SEREMONIAL bukan soal hingar bingarnya. So, yang mau gue lakuin adalah berusaha yang terbaik buat kehidupan gue dan Hamady. “ HAMADY mybe yes, my be no, I just need time for Thinking”.
            “Memasuki kehidupan baru dengan pasangan hidup  gue & dia akan menjadi sahabat seumur hidup gue kelak. Menjadi gemuk dan tua bersama. Saling tersenyum atau mungkin akan diselingi saling memaki ketika berada di keadaan yang  tidak memungkinkan. Gue takut kalo berfikir soal itu, gue takut di kalahin sama keadaan. Guru Filsafat gue bilang, harusnya gue positipin fikiran gue biar bisa berdamai dengan diri sendiri. Gue udah bosen terjebak dengan idealisme dan kesendirian gue”. Biasanya Hava menikmati kesendirianya tapi sekarang rasa itu terlalu membuatnya jengah, rasanya seperti memakan nasi basi yang di diemin selama tiga hari.
            Hava adalah seorang perempuan biasa saja berkulit coklat, berhalis tebal dan bulu mata yang  lentik.  Ia memiliki rambut lebat yang tergerai indah. Hava selalu tertarik dengan segala hal yang berbau Humanisme dan petualangan. Hatinya mudah tersentuh, semenjak lulus SMA  ia sibuk bergulat dengan tulisan – tulisannya yang berbau kemanusian dia hanya ingin memperjuangkan komponen – komponen kaum kecil yang terintimidasi oleh elit politik. Dia bukan lulusan ilmu komunikasi jurnalistik ataupun ilmu  politik, dia hanya lulusan sastra inggris di sebuah kampus swasta biasa saja.
             Cantik, Smart, memiliki jiwa sosial yang tinggi namun sibuk bergulat dengan pemikirannya sendiri  soal  kemanusiaan. Setelah lulus kuliah ia bekerja di sebuah Redaksi koran yang cukup tekenal di kotanya. Karirnya sangat melejit hingga ia menjadi Editor termuda yang di segani banyak orang. Hava tidak puas sampai disitu...kemudian ia mengundurkan diri dan membuat redaksinya sendiri dengan beberapa temannya yang sepaham dengannya.
            Teman – teman Hava bukan lulusan ilmu hukum ada yang guru sekolah dasar, Photo grafer, Guru pendidikan luar biasa dan pembisnis neon Blok kecil - kecilan. Mereka memiliki visi yang sama ingin membuat indonesia lebih baik, nominal yang di hasilkan tidak sebanding dengan menjadi Editor tapi ia benar – benar puas dengan hasil kerjanya soal uang menjadi urutan no 100 bagi Hava. Animisme dan simpatisan masyarakat,  sungguh itu tidak ternilai harganya. Menciptakan Redaksi sendiri adalah kepuasan luar biasa bagi Hava. Karena selama ia hidup,  ketika membaca koran ataupun menonton berita rasanya benar – benar tidak orisinil media tersebut  terasa hanya seperti  suatu wadah untuk kepentingan elit – elit politik tertentu guna kepentingan memperkaya pribadi. Meski dikecam keras oleh opini berbagai kalangan elit politik  &  pebisnis. Hava dan teman – temannya terus berjuang membela hak - hak rakyat melalui tulisan – tulisan yang orisinil buah pikiran orang – orang Indonesia untuk kepentingan rakyat dan negara bukan atas dasar money politik atau apapun semua demi WORLD PEACE & INDONESIA. Maka cinta diasingkan di kepala Hava dan pada dasarnya sifat Hava memang dingin.
            Belakangan ini Hava sering bermimpi seorang laki – laki memutarkan musik Klasik untuknya, musik klasik memang sangat bagus untuk tumbuh kembang otak bayi yang berada dalam kandungan. Laki – laki itu terasa tidak asing membelai rambut Hava yang berjatuhan menutupi wajahnya helai demi helai. Lalu ia memegangi perut Hava yang  besar namun terlihat lebih indah karena ia telah seutunnya menjadi perempuan, jemari laki – laki itu sangat lembut membelai perut hava dengan penuh kasih sayang  yang  tulus. Lalu,  Hava membacakan dongeng Ulyseus More kesukaannya kepada anak laki – laki kembar yang malah bersemangat mendengarkan dongeng  itu setiap kali Hava bercerita, bukannya tertidur anak – anak itu malah ingin Hava terus membacakan dongeng itu hingga mereka kelelahan dan meminta hava memeluk mereka agar jangan meninggalkan mereka saat tertidur. Sebelum tertidur lelap kedua anak kembar itu berkata  kepada Hava “I love you Mom” Lalu Hava terbangun oleh nada panggilan phonecellnya dengan lagu kesukaannya “The Beatles I Wanna hold your Hand”. Hava tidak langsung menjawab telepon dari ibunya sejenak ia terdiam bukan karena menikmati lirik lagunya namun karena mimpinya  ” Oh yeah, i´ll tell you something, I think you´ll understand When I say that something I wanna hold your hand I wanna hold your hand I wanna hold your hand Oh, please say to me You´ll let me be your man And please say to me You´ll let me hold you hand. Now let me hold your hand I wanna hold your hand And when i touch you i feel happy inside. It´s such a feeling That my love I can´t hide I can´t hide I can´t hide”.
            Kemudian Hava mengambil Phonecellnya yang berhenti bernyanyi dan menelpon balik ibunya...“ Hallo asallamualaikum bu, maaf  tadi hava di kamar mandi ibu sehat ?” “ Ibu sehat Ndu, malah ibu cukup sehat untuk nimang cucu” Gleek..Hava menelan ludah rasanya seakan seisi dunia telah menghujamnya, Hava terdiam. “ Ndu jadi kapan toh, ibu bisa dapet cucu pertama ibu? Ibu udah gak sabar ndu pengen nimang cucu, jangan terlalu keras sama diri sendiri” Hava melakukan Improvisasi “ Ibu gak usah khawatir, hanya tinggal nunggu waktu aja”. Sebenarnya Ia tidak tau apa yang sedang di katakannya pada ibunya. “Ibu pengen kenal toh ndu karo calonmu”. “ Tapi jangan sekarang – sekarang ya bu ada beberapa hal yang harus Hava selesein dulu” “ Yo uwis, jaga kondisi ya ndu” “ Iya, bu Hava ngerti ibu juga jaga kesehatan ya”. Hava sadar ia harus mempertanggung Jawabkan apa yang dia ucapkan tapi ia tidak tau cara menyelesaikannya.
            Nalar Hava terasa berputar rasanya seperti mengitari tata surya tanpa Oksigen gleek iya menelan ludahnya lagi dan membuka gorden kamarnya lalu iya memandangi taman  minimalisnya yang ia namai “taman spirit morning”. Sang Fajar mulai kekuningan, daun – daun mulai mengeringkan Embun yang bermain di atas daun dan gelap sayup – sayup memejamkan mata. Hava menggulung rambutnya dan menyelipkan pulpen di antara gulungan rambut tersebut. Fikiran Hava kembali berkecamuk, antara misi kemanusiaannya, suara ibunya,  Pria – pria di masa lalunya dan yang  paling menusuk hatinya adalah sentuhan lembut di perutnya dan pelukan hangat anak – anak yang ia mimpikan beberapa hari belakangan ini”.

            “ Ya gue tau cara manjain diri gue sendiri gue butuh liburan” Hava mengambil cuti satu minggu iya berencana bertreveling ke Bandung” asal kota Ayahnya. Rencana Hava adalah akan berkunjung ke suatu tempat yang tidak terlalu ramai, alam dan kesendirian akan membuatnya lebih baik. Hava menggendong daypack yang tidak terlalu besar isinya hanya buku, cemilan dengan dua botol minuman 100ml, mp4 dan camera pocket iya pergi pagi sekali iya menuju bukit Andes. Dulu ayahnya sering mengajaknya kesana, iya masih teringat ketika itu dia terpesona berada di ketinggian 1000mdpl. Dengan View kota Bandung dan tepat di sampingnya adalah View bukit yang dari jauh menyerupai singa makanya bukit itu dinamai bukit singa.
            Hava di sambut oleh Fajar yang selalu membuat Hava bersemangat, Fajar yang menghangatkan tubuh Hava di antara dinginya pagi. Iya hampir sampai menuju bukit paling atas iya melihat Angkutan umum terbuka yang unik berwarna Oranye turun menuruni lereng – lereng  Andes, dulu jalanan itu adalah jalan yang menukik & berbatu tapi sekarang jalanan yang  ia lalui telah beraspal.  Ini sangat mempermudah perjalanan Hava iya merasa lebih damai. Dulu gak ada angkutan umum seperti itu disini hmm, mungkin sekkarang bukit itu telah menjadi objek wisata pikir Hava. Hava mengamati langit, “Hah, itu balon uda.raa” Hava terperangah kaget tempat itu sangat berubah. Ada Resort kecil di pertigaan menuju puncak bukit. Hava berjalan dengan langkah terburu – buru menuju atas bukit ia hanya melirik Resort itu sesekali lalu ia melewatinya, sekalipun resort itu sangat unik. Hava lebih tertarik dengan balon udara yang mengambil ancang – ancang hendak terbang.
            Yups, akhirnya hava berada di atas bukit dengan nafas terengah – engah. Iya melihat operator balon udara dengan seorang laki – laki yang sepertinya ia kenal tapi samar - samar. Hava menghampiri mereka...dengan perasaan lega karena balon udara itu belum mengepakan sayapnya ke angkasa. Laki – laki itu menyapa hava dengan nada semangat “ HAVA, bener gak sih lo Hava temen sekelas gue waktu SMP ?” Hava tersenyum geli mereka saling berjabat tangan. “  Mady yah ? long time no see you”. “ Iya, lama banget ya...gue kangen banget masa – masa SMP” Hamady membuka obrolan tanpa canggung. Hava merasa bingung sendiri dan terdiam pikirnya ini lucu ya ?, bertemu dengan orang yang pernah ia sukai sewaktu SMP.
            HAMADY Bukan laki – laki pertama yang Hava sukai, bukan juga First lovenya Hava. Dengan mudah juga Hava melupakan Mady yang ia bilang mirip temen Khayalannya waktu kecil, menurut Hava Hamady begitu mirip dengan Kakao di film kartun “Trouble Coklat” temen khayalan Hava. Hmm..lagi – lagi kebetulan yang berulang kali...sewaktu SMP mereka tidak begitu dekat bahkan tidak ada seorang pun yang tau bahwa Hava menyukai Mady kecuali sahabat pertamanya Hava yaitu Yuna, hanya Yuna lah yang tau soal itu. Hava berkecamuk dengan Pikirannya ia teringat Iya memutuskan melupakan Mady karena Mady ternyata telah memiliki pacar dan mereka tampak tidak terpisahkan. Sedangkan Mady  bersemangat memaksa operator balon udara untuk terbang detik itu juga tanpa harus menunggu lima orang terlebih dahulu.
“ Ya, udah gini deh Pak, saya bayar untuk lima orang asal balon udara ini mesti terbang sekarang  juga !!!” Si operator tertawa penuh kemenangan...Hava menikmati ekpresi ngotot Mady  tanpa secuil perasaanpun. Hava mengangap itu hanya sebuah masa lalu bukan tolak ukur masa depan. “ Kalo begitu DEAL, jadikan sama – sama enak hehe kalian beruntung hari ini cerah kalian bisa terbang sejauh 50 meter”. Hava terperangah sudah lama ia ingin naik balon udara,  karena suatu kebetulan akhirnya Hava naik balon udara  juga “ Ayo..Hava” ajak Mady santai tanpa pernah ia sadari bahwa Hava pernah menyukainya.
BBBBbbbbzzZzzZzzZzzZzzzZZzZzzBussssssssssssusssssttttttt.....................................................
            Balon udara meluncur dan melesat ke angkasa bersanding dengan hamparan langit biru yang cantik. Hmm...saling menyapa dengan view Kota Bandung dan bangunan – bangunan kontemporer yang berdiri tidak beraturan. Udara Nitrogen memekan telinga mereka, sehingga harus saling berteriak ketika berbicara.“ Kita terbang HAVA, Iam King of the world” ( Teriak Mady Bahagia, Hava berteriak tak mau kalah ) “ Kalo gitu, Gue Quint of the worldnya dong” ( Mady hanya tertawa).
            Lalu Hava berteriak “ Mady  gue mau jujur” “ HAH ?!!!” “Gue mau Jujur”  “ Soal apa?”. “ Gue pernah suka sama lo solnya lo mirip Kakao temen khayalan gue waktu kecil“ Haha, gue gak nyangka” Teriak Mady. “ Berapa lama lo suka gue ?” “Ya, lumayan lah” Mady terdiam lagi, Mady menyadari Hava akan mengatakan sesutu lagi maka iya mendekatkan telinganya kedekat mulut Hava dengan wajah innocent-nya kemudin Hava berteriak ke telinga Mady dengan nada yang lebih Redah “ MAKASIH”. Lalu Mady medekatkan bibirnya ke telinga Hava dan berbisik “Untuk apa ?” “ Karena lo udah bikin gue berani buat ngungkapin perasaan ke orang yang gue suka, meski gak secara langsung dan pake konotasi” “Gue gak ngerasa pernah bantuin Lo” dengan tampang innosensenya lagi  lalu mereka saling pandang dan saling tersenyum it’s so beautifull.
            Terbang selama tiga puluh menit rasanya seperti telah saling mengenal sepanjang hidup mereka. ”Kalo ini di filmin keren deh” Teriak Mady  “kalo adegan ini di Filmin gue tau dialognya kaya gimana ?” “ Gimana coba ?” “ Sayang, kamu sayang gak sama aku ?” “Sayang banget” Mady seolah mengikuti arus dialog Hava...”kalo kamu beneran sayang sama aku, aku minta kamu buktiin ucapan kamu tadi ?” “Bakalan aku buktiin sayang, asal kamu jangan minta  bukti aku mesti loncat dari balon udara ini?”.  “ Haha, iya sayang bukan itu ko yang aku mau”. “ Apa ? Apa ?”  “ Aku, mau kamu ajakin aku jalan - jalan ke Paris !!!”. Mady Tertawa dan membalikan badannya...lalu iya kembali lagi ke hadapan Hava dan mengncang – guncangkan tukbuh Hava dengan kedua tangannya yang lebut. Kalo dari jauh itu terlihat seperti pelukan padahal bukan. “ Yuu, kita ke Euthopia yuu, mending kita jalan – jalan kesana biar lo bisa liat berapa banyak orang  yg mati kelaparan disana, atau kita ke Palestina aja disana lo bisa liat propaganda bunuh – bunuhan sepanjang sejarah masih mau lo pergi ke PARIS ?” Gleek...Hava menelan ludah iya gak nyangka kalo orang secuek Mady bakalan bilang gitu. Sungguh Hava sangat puas dengan pernyataan Mady, mungkin Hava akan menyukai Mady lagi. BlAAAaaaaaaZzzZzzZZzZzzZ... Balon udara manapakan kakinya lagi ke Bumi. Mereka saling pandang dan Drama Romeo Juliet tanpa skenariopun pun berakhir, mereka memegangi tenggorokan masing – masing Ehm...hmmm..hmmm... “Tenggorokan gue sakit teriak – teriak mulu” “ Gue juga”. Langit, nitrogen, balon udara, bangunan kontemporer & Drama Romeo juliet yang tidak berkonsep  mungkin akan menimbulkan sedikitnya buih – buih kasih sayang. Ya...mungkin  ! “ Hava, boleh gue nganterin lo Pulang ke cotage lo ?” Hava tidak menjawab apapun ia hanya tersenyum dan mengangguk. Ini adalah moment dimana pertama kalinya Hava bertemu dengan Mady setelah beberapa tahun lamanya tidak bertemu.

Meet Him Part II
“ Hava, bukannya lo mau ngajakin gue ke rumah lo”
“ Aduh, sorry jangan sekarang – sekarang yah”
“ Ya, udah kl gak bisa juga gak apa – apa, tapi ini hari terakhir gue ada di kota ini”
“ Oh gitu ya, sorry deh”
“ Okey, never mine Hava just take care”
“ you too ”
            Tiiiiiiiiiiiiiiitttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt...Telephone terputus
Hava bingung harus berbuat apa ? ia, langsung menelpon Mady tanpa berpikir panjang hava berkata lirih. “ Romeo, are you there ?” “ Yes, Iam still with you, always beside you juliet” lagi – lagi drama tanpa skenario. “ Lo berubah pikiran ya Hava” “ Sepertinya begitu”.    Will you MERE MIE ” “ What you say Mady, Marry ini bukan saatnya ngebahas yang  gituan” “ Apa susahnya sih buat bilang I DO ” “ Udah deh gak usah bercanda gak lucu tau”. “ Gue ulang yah pertanyaannya Will You MERE MIE ?” dalam bahasa sunda mere itu mengandung arti “memberi”.  Hava terdiam, antara bingung dan MALU tapi Mady mencairkan hal tersebut “ Masa lo tega ngebiarin tamu lo kelaperan, ih pelit ngasih mie juga gak mau. “ Gue kasih ya lo 5 mangkuk mie tapi kalo gak habis mesti bayar dan kalo habis Gratis deh hehe” jawab Hava mantap “ Gue udah gak sabar pengen liat koleksi buku dan film lo” “ Tapi ada tapinya nih ?” “ Ko pake tapi sih”
 “ Permasalahannya buku – buku itu ada di rumah nyokap gue” “ Ya terus apa masalahnya ?”  “ Dont worry lah gak usah d bahasa cepetan kesini” “ See you there ya”

JJJJJ

Hava dan  Mady langsung di sambut antusian ibu Hava...dan di berondongi pertanyaan – pertanyaan yang membuat Hava ingin menenggelamkan diri di sungai Stinx, atau mungkin lebih baik di suruh mendaki gunung berapi yang sedang aktif dari pada harus menjawab semua pertanyaan ibu Hava, dengan santai dan tidak berlebihan Mady menjawab pertanyaan – pertanyan ibu Hava. Mady menyadari betapa terpukulnya perasaan Hava dengan serbuan pertanyaan ibunya “ Seperti apa konsep wedding kalian nanti, akan tinggal dimana, akan punya anak berapa, apa rencana kalian selanjutnya, bagaimana pertemuan pertama kalian ?, Apa yang membuat kalian sama – sama jatuh cinta dan memutuskan untuk bersama ?” Dalam hati Hava bertanya – tanya semua ini terasa seperti Drama tanpa konsep. Hingga akhirnya ibu Hava memberikan kesempatan mereka untuk mereka berdua.

JJJJJ

“ Sorry Mady, gue gak tau kalo bakalan kaya gini”
“ Gue ngerti ko perasaan lo”
“ Gue gak tau harus blang apa?”
“ Jangan Cuma bilang ga gak tau”
“ Gue bener – bener gak tau”
“ GAK TAU kata lo, jangan kaya orang gak punya pendirian gitu deh bilang  gak tau”
“ Sorry ”
“ Gak ada yang perlu minta maaf dan dimaafin, kita harus selesein semuanya”
“ Maksudnya ? ”
“ Will you marry me ?”
“ Gak ada mie di rumah gue” Jawab Hava malas
“ Will you marry me on 4 March ? gue pengen kado ulang tahun gue itu adalah elo !”
“ Tapi  maret itu bulan depan, bahkan lo belum sepenuhnya kenal gue, lo bakalan benci sifat gue dalam seminggu aja”
“ Pada akhirnya dan pada dasarnya biarkan waktu saja yang menjawabnya”
“ Gue belum berpikir untuk married dalam waktu dekat ini, apa lagi sama lo. Gak, gak mungkin banget !” Hava so sibuk sambil merapikan buku yang  sebenarnya sudah nampak rapi dan tidak perlu di bereskan lagi. Mady hanya tersenyum lembut....
“ Gue yang akan bikin itu jadi mungkin” jawab Mady enteng
“ Lo pikir, pernikahan itu main – main hah ? Gue tau dari dulu lo itu Player”
“ Semoga gue gak salah berkata sekalipun kedengerannya gak meyakinkan”
“ Gue gak percaya dan gak yakin sama lo !”
“ Dulu gue emang pernah berbuat salah,  gue nyesel dan gue udah janji sama diri sendiri. Gue gak akan nyakitin orang yang gue sayang lagi, gue bikinin lagu yah buat lo”
“ Gue gak suka di janjiin apa lagi di gombalin, gak usah repot  - repot bikin lagu suara lo gak enak” Anak kecil pun akan tau kalo Hava mulai memiliki perasaan untuk Mady tapi ia menutup – nutupinya. Sikapnya yang meledak – ledah telah mencerminkan buih perasaan.
“ Haha, gue baru pertama kali liat lo meledak, lo keliatan keren kalo lagi marah gitu, gue gak akan balik marah semua demi WORLD PEACE hehe”
“ Gue suka cowo yang lebih sering Do dari pada Talk, gue mau cowo yang bisa ngasih tiket surga ke gue”
“ Wah gue banget tuh Hava” sambil tersenyum jail kemarahan Hava pun mereda dan melirik Mady dengan senyum yang di tahan.
“ Tapi masalahnya lo adalah cowo – PISCES - ?”
“ Ada apa dengan cowo maret dengan zodiak pisces ? ”
“ Haha masa orang se-idealis dan se-pioner elo percaya sama peruntungan Zodiak ?”
“ Jangan seenaknya simpulin begitu, gue belum selesei ngomong”
“ Wow ini sequel dongeng Ulyseus more yang misterius lo punya lengkap, chrismast carrol, pretty wizard wow banyak banget koleksi lo ternyata selain buku – buku tentang  polotik dan kemanusiaan banyak juga koleksi buku dongeng  lo. Buku dongeng itu wajib untuk kedekatan ibu sama anak hmm, ntar anak kita mesti di bacain buku - buku dongeng ini ya ” ( Mady membolak – balik buku – buku dongeng dengan santai”  ( Lagi – lagi hava menahan tawanya lagi )
“ Gue gak suka cowo Maret” ( Ekpresi Hava berubah lagi )
“ Nona Hava pilih mana ? pilih Married sama gue atau ceritain  tentang  dongeng cowo pisces yang lo gak suka ?”
“ Gak dua – duanya !!!” ( Jawab Hava kesal )
“ Mau gak mau lo mesti cerita, lo sendiri yang mengundang gue untuk mempertanyakan soal ini ? gue emang bukan siapa – siapa tapi gue peduli”
“ Cowo – cowo yang bikin gue nyaman sama mereka semuanya cowo Maret, mereka itu selalu bikin penasaran, gue suka main tebak – tebakan perasaan, gue suka perasaan kaya gitu. Dan mereka semua sama gak pernah datang tepat waktu tapi selalu datang saat moment yang tepat saat gue butuh mereka baru lah mereka datang. Saat gue lagi enjoy sama hidup gue dan gak perlu buat di semangatin mereka gak ada buat gue. Chemistry gue sama cowo – cowo maret selalu berkesinambungan kuat banget. Tapi gue selalu dapet chapter Sad ending, gue gak mau ngerasa sakit lagi yang di sebabin cowo maret”.
( Spontan Hava bercerita dengan nada yang datar )
“ That it ?, haha ternyata lo punya sisi kekanak – kanakan juga yah Hava lo lucu”
“ Chapter sad ending lo bilang lucu” ( Fla melangkah pergi )
“ Tunggu – tunggu jangan pergi, lo udah mulai membuka dongeng dan lo harus ceritain sampe akhir gak penting cerita itu bakalan Sad ending ataupun happy ending”
( Mady menarik tangan Hava )
“ Gue gak yakin lo bakalan jadi pendengar yang baik ”
“ Gue bukan tipe orang yang mengajukan pertanyaan terus gue gak mau tau jawabannya, gue bukan tipe cowo gitu, Please cerita lagi, gue suka cewe yang cerewet dan suka cerita”
“ Gue bingung cara jelasin isi ceritanya gimana ”
“ Ya udah kita make it simple biar lo gak bingung ending ceritanya, Cinderela ketemu pangeran dengan kuda putihnya dan penderitaan Cinderela pun berakhir ketika menikahi pangeran”
“ Lagi – lagi nyimpulin sendiri”
“ Makanya jangan setengah – setengah kalo cerita”
“ Gue pernah hampir get married sama seseorang yang lahir di tanggal 11 maret kita menjalin hubungan 3 tahun kita udah saling memahami satu sama lain pada akhirnya kita di kalahkan oleh keadaan juga. Ternyata gue telah memilih orang yang salah, orang yang gue cari – cari ada di samping gue 7 tahun ini sahabat waktu sma gue dulu dia selalu ada buat gue karena keberadaannya itu dia mampu melupakan mantan pacar gue itu.
            Gue belajar banyak dari kejadian suka sama lo, gue kalah star sama orang lain gara – gara kebanyakan mendem perasaan. Awalnya gue pake bahasa konotasi buat ngungkapin perasaan gue tapi sepertinya dia gak sadar akan bahasa konotasi gue yang absurd. Akhirnya gue terang – terangan bilang suka sama dia jawabannya apa coba ? jawaban yang gak pernah di sangka - sangka “ Gue udah tau dari dulu ko, lo suka gue dari dulu kan cuma gue seneng aja jailin lo” dia gak bilang apapun akhirnya gue minta dia bersikap normal sama gue anggap gak pernah terjadi apapun di antara kita. Kita bersikap normal lagi, memakai seragam SMA terus jalan – jalan di mall padahal waktu itu kita udah lulus SMA, kepoin orang yang lagi pacaran di mall ataupun bercanda saat berada di lampu merah dan berpura – pura menjadi seorang sepasang kekasih yang lagi berantem dan memancing perhatian orang banyak. Lalu saling tertawa saat kita berhasil membuat orang memperhatikan kita. Saat kita bersama seakan tidak ada orang lain yang bisa masuk ke dalam dunia kita. Hingga akhirnya berkali – kali gue bilang suka sama dia dan dia bilang dia juga sayang sama gue tapi kita gak bisa sama – sama dia takut gak bisa bahagiain gue. Akhirnya kita tumbuh dewasa bersama dan saling mengerti akan kondisi masing – masing. Kita sama – sama mengejar impian kita masing – masing. Hingga akhirnya dia pergi ke Finlandia mengejar impiannya dan gue mengejar impian gue. Kita semakin tidak pasti sahabatan tapi bukan sahabatan, di bilang pacaran juga bukan pacaran. Karena kita terlalu sejenis dan banyak kesamaan terlebih kita berbeda negara akhirnya kita memutuskan untuk tidak saling menghubungi. Lagi – lagi kita di kalahkan keadaan dan saling melupakan dari situ gue gak mau ada main hati lagi sama cowo. Lucunya apa coba dia lahir di tanggal 4 maret dan tiba – tiba orang yang sekarang ada di hadapan gue lahir di tanggal yang sama dan ngajakin gue Married di hari ulang tahunnya dia yaitu 4 maret, Apa kebetulan yang terus berulang – ulang gini bisa di sebut kebetulan? Apa gue yang udah gila atau dunia ini memang benar – benar udah gila ?”
“ Would you ?”
“ I dont Know !!!”
“ You Know Hava, ikutin kata hati lo”
“ Sederhana aja lo jatoh dua kali dan lo bakalan tau cara baangkit  juga dua kali, yang ke 3 kali lo pastiin langkah lo tepat dan gak jatuh – jatuh lagi. Caranya lo kasih irama di setiap langkah lo biar lo menikmati setiap  langkah lo  nyampe ke toko kue favorit lo dengan perasaan bahagia gak peduli cake yang lo suka udah habis apa belum ya, siapa tau aja dengan kehabisan cake favorit lo...lo bakal nemuin cake yang baru dengan rasa yang baru juga. Dengan kaya gitu lo gak bakalan takut lagi sama hidup ataupun sama cowo pisces hidup Cuma sekali lho sayang kalo mesti dihabisin untuk berkeluh kesah right.
“ Would you marry me....???” ( Hava hanya tertunduk, tidak bisa berkata - kata )
“ Please say something Hava ” ( Hava hanya mengangguk )
" Jadi... I Do...???"
( Hava hanya mengangguk datar, mengartikan ia bersedia, tanpa expresi apapun )
“ Would you mere mie ”
“ Gue belum Jawab, jangan di potong dulu, apa lagi bahas soal mie -,- ” 
gue laper pengen makan mie bukan ngomongin soal mie, Ayooo, mau ikut gak makan mie ramen gak ?” 
  ( Mady berkata sambil melangkah dengan expresi khawatir atau mungkin hanya lapar)
" Tapi gue belum jawab !!! -_-

JJJ

            AWESOME jadi gitu ya pertama kalinya mama dan papa memutuskan untuk menikah So sweet padahal kesan pertama kan gak pernah deket terus ketemu lagi juga bertahun – tahun kemudian dan baru ketemu dua kali terus langsung mutusin mau married aneh tapi romantis ma. Aku jadi pengen cepet – cepet tau siapa pasangan hidup aku nantinya. Apa akan seromantis mama & papa ? jadi penasarsan ma...”Hidup tuh kaya baca buku atau nonton film kalo tau endingnya duluan ya gak seru lagi, berpikir jauh ke depan boleh sayang tapi yang paling penting nikmati setiap langkahmu jangan biarkan masa depan dan masa lalu menjadi beban. Inget ya sayang jangan lupa untuk selalu berdo’a dan bersyukur. “ ALWAYS MOM, I Love you MOM” “ Love you more dear”

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

“ Exploitasi Gua lalay Majalengka yang belum terjamah, Sunset Cantik & Jernihnya air di Curug Cicangkrung Tamanan Nasional Gunung Ciremai ( TNGC ) Majalengka”

Catatan Perjalanan 8 Juni 2014 Fitri Nurlaela  Masih dengan tema Minimalis Budgetis...ngetrip dengan Low cost. Saya dan dua teman backpacker saya yaitu Danny asal Bandung & Giri asal depok mencoba meng - explore Majalengka Jawa Barat. Berawal dari postingan Ade Imron   Jaelani tentang Gua Lalay Majalengka   di Grup Indonesian Mountain ( Social Media Facebook ), Saya langsung tertarik untuk ngetrip ke Gua lalay. Lalu saya googling mencari litelatur Gua Lalay, saya tidak menemukan web ataupun blog yang memebahas gua Lalay yang kabarnya mirip green canyon. Dari pada buta informasi, akhirnya saya langsung bertanya pada Nara sumber yang pertama kali memposting foto gua lalay tersebut. Ade Imron Zaelani adalah narasumber kami, dia merupakan anggota dari Aspinal foundations & Compas Adventure Majalengka & Rangger di TNGC. Destinasi awal yang kami tuju adalah Gua lalay & Curug Muara Jaya. Namun, Narasumber ( Ade Imron Zaelani ) menyarankan Destinasi lain yaitu Cur

Surat Untuk Bapak Kosmara

Teruntuk Almarhum Bapak Kosmara, Aku memulai tulisan ini dengan semacam entah... Sebab ketika aku sedang merindukan seseorang, perasaan dan logikaku selalu membawaku pada sebuah atmosfir yang disebut apa, akupun tak tau?. Sebab rindu itu selalu menyeretku pada sebuah ruang yang entah. Namun, sesuatu yang pasti, beliau akan marah jika aku rindukan. Sebagian orang beruntung pak, hanya terpisahkan jarak dan waktu. Sementara kita terpisahkan dimensi yang berbeda.        Apa Kabar Pak ?, semoga bapak baik-baik saja disana. Aku membawa kabar gembira untuk bapak. Sekarang aku sudah semester 7, kuliah di STKIP Siliwangi Bandung. Judul Proposal penelitianku baru saja diacc pak. Do'akan aku ya pak, semoga aku segera mendapatkan sebuah lebel bernama  sarjana. Oh...iya pak, aku mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, terinspirasi dari bapak.          Sejak pertama kali aku berada di kelas bapak, barang sedetikpun aku tidak mau beranjak dari kelas Sastra Indonesia.

Mengintip Sisi Kawah Galunggung Tasik

Cahaya Siang telah tertutup oleh cahaya malam, waktu liburan yang singkat membuat kami tidak peduli perjalanan itu dilakukan malam atau siang. Mobil kami bak kuda perang yang tengah berlari kencang mengejar musuh di padang terbuka. Sabtu 20 Desember 2014, tepat jam sepuluh malam kami mengawali perjalanan kami dari Bandung menuju Desa Suka Ratu Singgaparna Tasik. Disanalah Tuhan Semesta alam menaburkan Kawah Galungggung yang luasnya kurang lebih 275 Km2 berdiameter 500 meter dengan kedalaman 100 - 150 meter. kami tidak peduli perjalanan kami akan ditemani hujan atau tidak, yang terpenting bebas dari jeratan pasal asap kemacetan. Pergi di tengah malam menghindari asap kemacetan, membuat kita datang kepagian. Deretan bukit, Ladang sawah, Warna – warni kanan & kiri jalan tidak terlihat. Yang terlihat hanya gulita malam yang di selingi siluet dari lampu – lampu  kendaraan serta lampu – lampu rumah. Membuat sang pengemudi harus membuka mata lebar – lebar. Sesekali berpapasan d