Skip to main content

Sepuluh Ribu Romantis

      Hari itu hari minggu, ah..iya kencan yang tidak pernah direncanakan sebelumnya. Aku mendapatkan kencan sepuluh Ribu Romantis dari kencan - kencan sebelumnya. Dulu kita sering berkencan namun tidak mencapai nilai Sepuluh Ribu Romantis yang kebetulan sama dengan harga tiket masuk tempat ini. Siapa bilang nominal Sepuluh Ribu tidak akan mampu mengalunkan kencan yang sempurna. Namun, kita mematahkannya.

         Kita hanya sedang menikmati waktu, bukan menunggu waktu berubah, menjadi senja, malam atau esok. Kita hanya sedang menikmati kini, bukan menikmati sebuah lalu yang menjadi nanti. Satu...dua...tiga, degup jantung kita berdetak riang melihat sekumpulan anak laki - laki yang sedang asik bermain bola. Dengan bingkai perbukitan batu yang di pahat indah, danau buatan kecil yang mempesona. sepasang kaki, kau & Aku yang tidak pernah berencana menginjakan kaki disini. Sebuah tempat sepuluh ribu Romantis. Ya..ya..betul tentu cuma ada di Bandung, sedikit kesombongan berdecak dalam hati. Kesombongan yang tercipta karena tangan kita saling menggenggam,  lalu kaki kita saling berhimpitan, dua kepala yang saling bersandar satu sama lain di sebuah kota yang telah melahirkan kita. " Bandung...Yaaa...ini Bandung !!! ini kita,  bagian dari Bandung !!!".



      Lalu kita saling menatap & saling tersenyum walau berpeluh keringat, " Anak perempuan atau laki - laki ?" , aku bilang "anak laki - laki" lalu kau bilang "anak perempuan". Kita saling terdiam, karena kita sudah tau jawaban yang kita inginkan. Sama halnya seperti tadi, kita berusaha keras menembus hutan pinus & track of road cimeuh - meuh, karena sangat ingin melihat keindahan Situ Pahermat sebuah objek wisata baru yang belum di ketahui banyak orang. Setelah bersusah payah yang kita lihat hanya danau buatan yang masih dalam tahap pembangunan. Petugas setempat berkata " kembalilah pada bulan Desember". Aku sedikit kecewa dan kau bilang " jangan lihat tujuan awalnya, namun prosesnya". Hingga kaki kita beranjak di Kampung Batu, yang membuat kita belajar pada alam yang ikut BERSYA'IR CINTA karena kita tengah berbahagia di mabuk cinta dan alam.


   



Kita berhutang banyak hal pada Tuhan...Pada semua yag telah diciptakannya. Tuhan selalu memberikan banyak kesempatan pada Kita, maka Dia menciptakan pagi untuk memperbaikinya.      "Benarkah ini Cinta ?" bukan sebuah Euforia yang tercipta dari Bunga Hul Gil. Bukan Cinta yang di taburi Candu. Ini hanya sebuah Cinta dua anak manusia yang terlahir dari Tuhan yang maha pengasih.  Kita harus belajar pada Batu ia sangat kokoh mesti di terpa angin, hujan dan terik, ia tetap kokoh meski seiring berjalannya waktu ia terkikis, namun tidak ada yang sia - sia bukan ?. Kita harus belajar pada langit, ia selalu jujur...ketika ia sedih ia akan mendug, ketika sedang bahagia ia akan terang. Walau bahasa alam selalu sama, Setiap hari kita adalah baru seperti tabularasa.


                                            
                                            Unforgetable moment with Nature & lovely


Comments

Popular posts from this blog

Surat Untuk Bapak Kosmara

Teruntuk Almarhum Bapak Kosmara, Aku memulai tulisan ini dengan semacam entah... Sebab ketika aku sedang merindukan seseorang, perasaan dan logikaku selalu membawaku pada sebuah atmosfir yang disebut apa, akupun tak tau?. Sebab rindu itu selalu menyeretku pada sebuah ruang yang entah. Namun, sesuatu yang pasti, beliau akan marah jika aku rindukan. Sebagian orang beruntung pak, hanya terpisahkan jarak dan waktu. Sementara kita terpisahkan dimensi yang berbeda.        Apa Kabar Pak ?, semoga bapak baik-baik saja disana. Aku membawa kabar gembira untuk bapak. Sekarang aku sudah semester 7, kuliah di STKIP Siliwangi Bandung. Judul Proposal penelitianku baru saja diacc pak. Do'akan aku ya pak, semoga aku segera mendapatkan sebuah lebel bernama  sarjana. Oh...iya pak, aku mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, terinspirasi dari bapak.          Sejak pertama kali aku berada di kelas bapak, barang sedetikpun aku tidak mau beranjak dari kelas Sastra Indonesia.

“ Exploitasi Gua lalay Majalengka yang belum terjamah, Sunset Cantik & Jernihnya air di Curug Cicangkrung Tamanan Nasional Gunung Ciremai ( TNGC ) Majalengka”

Catatan Perjalanan 8 Juni 2014 Fitri Nurlaela  Masih dengan tema Minimalis Budgetis...ngetrip dengan Low cost. Saya dan dua teman backpacker saya yaitu Danny asal Bandung & Giri asal depok mencoba meng - explore Majalengka Jawa Barat. Berawal dari postingan Ade Imron   Jaelani tentang Gua Lalay Majalengka   di Grup Indonesian Mountain ( Social Media Facebook ), Saya langsung tertarik untuk ngetrip ke Gua lalay. Lalu saya googling mencari litelatur Gua Lalay, saya tidak menemukan web ataupun blog yang memebahas gua Lalay yang kabarnya mirip green canyon. Dari pada buta informasi, akhirnya saya langsung bertanya pada Nara sumber yang pertama kali memposting foto gua lalay tersebut. Ade Imron Zaelani adalah narasumber kami, dia merupakan anggota dari Aspinal foundations & Compas Adventure Majalengka & Rangger di TNGC. Destinasi awal yang kami tuju adalah Gua lalay & Curug Muara Jaya. Namun, Narasumber ( Ade Imron Zaelani ) menyarankan Destinasi lain yaitu Cur

Mengintip Sisi Kawah Galunggung Tasik

Cahaya Siang telah tertutup oleh cahaya malam, waktu liburan yang singkat membuat kami tidak peduli perjalanan itu dilakukan malam atau siang. Mobil kami bak kuda perang yang tengah berlari kencang mengejar musuh di padang terbuka. Sabtu 20 Desember 2014, tepat jam sepuluh malam kami mengawali perjalanan kami dari Bandung menuju Desa Suka Ratu Singgaparna Tasik. Disanalah Tuhan Semesta alam menaburkan Kawah Galungggung yang luasnya kurang lebih 275 Km2 berdiameter 500 meter dengan kedalaman 100 - 150 meter. kami tidak peduli perjalanan kami akan ditemani hujan atau tidak, yang terpenting bebas dari jeratan pasal asap kemacetan. Pergi di tengah malam menghindari asap kemacetan, membuat kita datang kepagian. Deretan bukit, Ladang sawah, Warna – warni kanan & kiri jalan tidak terlihat. Yang terlihat hanya gulita malam yang di selingi siluet dari lampu – lampu  kendaraan serta lampu – lampu rumah. Membuat sang pengemudi harus membuka mata lebar – lebar. Sesekali berpapasan d