“ Si Piring Pecah ”
![]() |
Picture by Google |
Aku Selalu
ingin dilahirkan di era Tahun – 70han, Aku ingin Tau kenapa si Piring Pecah
begitu menyebalkan tiada hari tanpa mengumpat. Seakan dunia benar – benar jahat
kepadanya. Setiap hari ia memaki, setiap hari ia marah – marah, suaranya sudah seperti piring pecah mengagetkan setiap
orang yang mendengar suara pecahan itu. Tidak masalah jika suara yang
memecahkan telinga itu hanya sekedar mengagetkan, aku anggap itu sebagai shock
theraphy saja. Tapi jika suara itu bermakna menyakitkan kadang aku tidak
sanggup membendung amarah, akibat suara si piring pecah tersebut. Tetapi mau
bagaimanapun ia tetap ibu yang melahirkanku.
Si Piring
Pecah mengajarkan aku dan adik laki – laki & perempuanku agar tidak
berbicara kasar, tapi ia seringkali memarahi kami dengan kata – kata kasar tak
segan ia mengeluarkan bahasa binatang. Si Piring pecah juga mengajarkan kami
harus tetap bersyukur tentang hidup tetapi sering kali ia mengeluh ia menyesal
menikahi ayah yang hanya seorang sopir truck. Memang itu tidak sepenuhnya
kesalahan si piring Pecah, ia begitu karena uang yang ayah beri sangat pas –
pasan tetapi ayah tidak bisa menahan hawa nafsu ia tidak mau makan jika tidak
ada lauk sejenis daging & ia perokok berat & ayah tidak pernah menjadi
imam malah ibu yang sering memarahi ayah agar tidak melalaikan shallat. Ibu
kesal tapi tidak seharusnya ia mengeluh di depan anak – anaknya.
Si piring
pecah selalu mengulang – ulang ceritanya, sampai aku hafal setiap detail
ceritanya “ waktu ibu gadis...bla...bla....bla” itu sangat membosakan. Waktu
aku kecil itu mengesankan, aku pikir ibu hebat tidak segan – segan membagi
cerita masa mudanya. Tetapi jika sedari kecil hingga 25 tahun ini mendapatkan
cerita yang sama, rasanya seperti mendengarkan kaset rusak. Yang paling
menyebalkan adalah dia selalu mengungkit – ngungkit permasalahan yang telah di
kubur dalam – dalam -_-.
Aku selalu
membantunya dari mulai mencuci pakaian, mencuci piring, memasak, membenahi rumah
dll. Betapa sibuknya ibu di pagi hari ia berjualan gorengan berkeliling
kampung. Lalu sekitar pukul 08.00 ia pergi bekerja menjadi tukang masak di
sebuah pabrik garmen kecil yang terdiri dari duapuluh lima karyawan. Tetap saja
tiada hari tanpa makian. Si piring pecah selalu memakiku dengan kalimat kasar.
- - -
Yeee Iam free
for Freedom, kelulusan SMA...aku memutuskan untuk tidak akan pernah membantu
ibu lagi ia MENYEBALKAN. Dengan membatunyapun aku tetap dimaki lebih baik tidak
ku bantu hasilnya sama saja MAKIAN. Selalu saja aku yang disalahkan, aku
memutuskan untuk bekerja sambil kuliah aku tidak mau seperti ayah & si
piring pecah hidup dengan membosakan. Sedikitnya dengan bekerja & kuliah
jeratan pasal si piring pecah sedikit memudar, lagipula dua adikku sudah mau
SMA & SMP mereka sudah cukup layak menggantikan posisiku membantu si piring
pecah.
Kenyataannya
adik – adiku memiliki Visi yang sama denganku, mereka lebih banyak berada di
luar rumah karena malas mendengarkan omelan si piring pecah. Kadang aku
berfikir ini semua tak adil secuilpun mereka tak pernah mencicipi pekerjaan
rumah. Mereka sama menyebalkannya seperti si piring pecah. Lalu aku melarikan
diri & menjadi anak kos-kosan. Rasanya
damai sekali tanpa si piring pecah dan ketiga adik menyebalkan, lalu ayah si
apatis peduli apa soal dia mengatur hidupnya sendiri saja sudah sulit apa lagi
memimpin kami.
Aku
menyelesaikan S1 dengan nilai yang memuaskan. Sejenak aku berpikir jika aku
menjadi pegawai aku tidak akan pernah menjadi kaya. Dan mulut si piring pecah
akan terus mencercau soal uang. Berkali – kali aku menyusun bisnis &
berkali – kali aku gagal & berjuta - juta kali juga si piring pecah
mengoceh tiada henti dan tak terhitung, apa lagi tentang KAWIN.
- - -
Aku pulang sebulan
sekali hanya ingin memastikan si piring pecah masih hobby mengoceh, atau kah
ocehannya sudah hatam ???. Soal membalas budi pada si piring pecahpun aku tak
lupa. Ia akan memuji – mujiku jika aku memberikan banyak uang kepadanya lalu ia
akan mengumpat jika aku tidak memberikan uang. Kadang aku tidak mengerti,
kadang ia seperti sangat menyayangiku, terkadang ia seperti nenek sihir ah,
menyebalkan....
“ Lihat tetangga & teman – temanmu hampir sudah kawin
semua, lah kau masih asik sendiri saja”
“Ini tuh bukan jaman Siti nurbaya lagi, umur 30 nikah itu
udah jadi hal yang biasa saja yang terpenting karir dulu lah yang utama”
“ Mau jadi perawan tua kau, di kasih
tau melawan”
“ Tidak ibu ini bukan melawan” ( jawabku santai tanpa emosi)
“ Kawin tuh ibadah ” ( Jawab si piring pecah ngotot )
“ Mau kau, ku kenalkan dengan pilot ? nanti ikutlah arisan
keluarga kenalan dulu”
“ Kalo kawin tuh ibadah kenapa mesti dengan pilot ?, itu
artinya bukan ibadah lagi tapi kesenjangan sosial” ( Aku masih menjawab santai
)
“ Jangan so Pinter ini bukan ajang debat pilpres, memangnya
Kau mau hidup susah seperti ini terus ???, ibu menyesal karena telah menikahi
ayahmu sudah miskin tidak beriman pula. Kalo nyari suami tuh mesti jelas babat, bibit, bobotnya, jangan sembarangan. Padahal
dulu yang suka sama ibu banyak ada yang punya toko emas, ada guru SD yang
sekaligus punya bengkel mobil, ada anak kepala Desa yang mau ngasih ibu rumah,
mobil, sawah, berlian satu tepak. Nasib – nasib -_-. Makanya kau kenalan saja
dulu jangan tunjukan wajah tak suka kau itu. Waktu ibu gadis, banyak laki –
laki yang memperebutkan ibu : makanan,
baju, uang gak pernah susah kuncinya kasih semyumlah semua cowo & jangan
mau di ajak jalan berdua – duaan. Ibaratnya kalo sekarang lagi musim Iphone 5s
pasti ibu sudah punya” ( lagi – lagi si piring pecah seperti kaset rusak)
“ Lantas kenapa ibu menikah dengan
ayah”
“ Takdir, jalannya sudah begitu kata yang maha kuasa”
“ MADIT, Mata duitan yang berakhir kawin dengan supir truck
kismin !”
( Ledek aku kesal )
“ Jaman sekarang tuh gak ada yang namanya matrealistis, kawin
lah kau”
“ Gak, aku belum siap buat berakhir Miskin lagi, aku mau
selesein S2 dulu di Paris & aku belum siap untuk tidak mengeluh soal rumah
tangga seperti ibu”
“ Yaa gak akan kismin kalo kau kawin sama orang kaya” ( cibir
si piring pecah
) “ Terserah ibu, aku pulang saja ke kosan” ( aku pergi tanpa mencium tangan ibu dan membanting pintu sekeras – kerasnya sama kerasnya seperti teriakan ibu Dasar anak tidak tau diri A- - - - G !!!!!!
) “ Terserah ibu, aku pulang saja ke kosan” ( aku pergi tanpa mencium tangan ibu dan membanting pintu sekeras – kerasnya sama kerasnya seperti teriakan ibu Dasar anak tidak tau diri A- - - - G !!!!!!
- - -
HOME LIKE HELL
Dari kecil hingga masa SMA aku tidak pernah membalas perkataan kasar si
piring pecah. Sipiring pecah selalu marah walaupun soal hal – hal kecil itu
cukup membuatku terbiasa mendegarkan makian si piring pecah. Contohnya sewaktu
umurku empat tahun leherku pernah dicakar si piring pecah hingga berdarah
karena aku tidak mau mandi walaupun dengan air hangat hingga aku & si
piring pecah kejar – kejaran mengelilingi gang – gang kecil sekitar rumah,
tanpa pakaian melarikan diri & ketika tertangkap & sampai di rumah aku
langsung di cakar si piring pecah. Setauku reaksi anak adalah sebuah cerminan
dari reaksi orang tua. Tapi paham itu tidak selalu benar....
Semua selalu ada waktunya, saat aku
jenuh dengan semuanya. Semenjak aku memiliki pekerjaan aku mulai berani
menentang si piring pecah dan mengeluarkan apa saja yang ada dalam pikiranku
tiada rasa takut lagi. Hmm...oleh karena itu aku selalu ingin terlahir di tahun
– 70han aku ingin tau kenapa si piring
pecah bisa semenyebalkan itu. Pastilah ada waktu yang membentuk karakter si
piring pecah. Aku tidak mau seperti si piring pecah mengumpat sepanjang waktu
why life so seriously ??? kawin & life borringly ever after !!! Back to
hell -_- aku terpaksa pulang karena mau
bagaimanapun si piring pecah adalah ibuku.
“ Ibu masak sayur asem, ayam goreng kesukaanmu makan dulu
sana”
“ Ayoo bu kita makan bersama ” ( Sedari kecil, jika ibu
sedang waras aku selalu makan satu mangkuk berdua bersama ibu dan itu terasa
lebih nikmat, lalu kenikmatan itu luruh seketika ibu mulai berhotbah )
“ Kawin lah kau, mau jadi perawan tua kau !!!” ( seru ibu
nada membentak )
“ yaa mau lah, nanti ada saatnya bu”
“ Yaa, carikan lah bu”
“ alasan saja kau di kenalkan sama pilot ngeyel, kalo tak mau pilot sama tetangga depan saja rajin solat &
Agamanya kentel. kerja di kantor Pajak pula, udah cukup matang & mapan,
udah punya rumah sendiri kabarnya sebentar lagi mau beli mobil. Orang tuanya
tempo hari mengajak besanan sama ibu”
“ Kenapa gak kawin aja sama ibu ???”
“ Ibu udah tua, kalo saja masih muda ibu mau lah !!!”
“ Rajin shallat &
kentel agamanya tetep aja masih ada embel – embelnya kaya membeli kucing dalam
karung. Aa Gym saja ustad tersohor
yang kentel agamanya bisa polligami hahaha”
“ Bandel kali kau anak tidak sopan, tidak tau diri, ngeyel terus kalo tau suka ngelawan ! ibu pencet saja waktu kau orok ”
“ Siapa juga yang minta di lahirin, sama ibu yang lebih mirip
kaya piring pecah !!!, katanya suka shallat & suka ngaji tapi kenapa masih
madit ibu ? sudah jangan shallat & ngaji sekalian saja percuma”
“ DASAR ANAK IBLIS, ANAK SETAN, ANAK DURHAKA, KAU PASTI DI
KUTUK ALLAH TIDAK AKAN SELAMAT DUNIA AKHIRAT !!!” ( umpatan seperti itu sudah
sering aku dapatkan, rasanya seperti sedang mendengarkan kaset rusak sambil
makan ceas cake)
“ Sudah berapa kali aku bilang bu, aku tidak mau seperti ibu
kasihan anaku nanti kalau aku bertidak seperti ibu mengupat segala hal tentang
hidup & sekarang bertambah lagi tentang kawin, cukuplah aku dengarkan
cercauan ibu tentang uang.”
“ ANAK BAJINGAN, IBU BANTING TULANG untuk kalian biar tidak
kekurangan, masih kau bilang mengumpat soal uang, lihat orang lain tamat SD
saja sudah syukur kalian semua ibu sekolahkan hingga SMA, baju selalu bermerk (
merk standar kampung keluhku dalam hati),
makanan bergizi, belum kebutuhan lain – lainnya, tidak bisa kah kau hargai itu”
“ Lantas kenapa ibu selalu mengeluh aku jenuh bu, jenuh
dengan sikap ibu yang seperti itu. Tidak bisakah ibu beri aku kasih sayang yang
lembut & mendukung apa yang aku lakukan bukan dengan memaki – makiku
seperti piring pecah” lalu aku pergi meninggalkan ibu....
- - -
Usaha si piring pecah tiada matinya, menyala tanpa padam ah,
menyebalkan -_-
“ Kau bilang gak perlu kaya yang penting beriman, jujur &
bertanggung jawab, ibu ada lagi calon untukmu ?“
“ Baik lah bu kali ini kedengarannya menarik” ( aku berkata
hanya sekedar menyenangkan hati ibu yang tiada matinya menjodoh – jodohkan
anaknya tapi kali ini tanpa embel – embel dalam hati aku sungguh bersyukur si
piring pecah mulai tergugah hatinya)
“ kapan kau bisa ???”
“ kapan saja boleh”
“ Pasti kau bakalan suka dia guru agama di Sekolah Dasar &
dia sudah pasti punya pensiunan untuk masa tua nanti” ( Ternyata belum berubah,
aku kesal namun tak aku keluarkan, membiarkan kekesalan itu menjalar di dalam
hati saja)
“ Cukup Menarik, besok
ajak saja kerumah bu ba’da shallat ashar ”
Next chapter....
“ Ibu bilangkan dia cukup beriman, aku mau menikah dengan
syarat coba dia suruh adzan di mushola, bosan rasanya mendengar kakek – kakek
terus yang mengumandangkan Adzan”
Dengan penuh
tatak rama yang di buat - buat si piring pecah menyuruh si calon menantu Adzan,
dia nampak kikuk si piring pecah sangat bersemangat. Well Done, sampai tiba
saatnya Adzan Ashar berkumandang Ah, lagi – lagi suara Adzan bapak Ada kakek
tua yang sering berlangganan Adzan di kampungku. Si calon menantu datang dengan
senyuman ragu – ragu dan berdalil keduluan bapak Ada. Ah...mustahil rasanya,
waktunya sudah aku perhitungkan baik – baik. Aku mengajak si piring pecah &
si calon suami shallat bersama dan dia menjadi imamnya. Dan ternyata, benar
dugaanku dia guru agama amatiran, abal – abal dia hanya menginginkan lebel PNS
saja. Ah, lagi – lagi warna – warni dunia.....
- - -
Aku tak
ingin menyakiti Si piring pecah dengan lebih banyak kata – kata lagi yang
terbaik adalah menjaga jarak dengannya. Entah...berapa laki – laki dengan
berbagai embel – embel si piring pecah rekomendasikan kepadaku tapi maaf aku
tidak ingin terjebak oleh bingkai kehidupan palsu terlebih disilaukan materi
semu.
MENIKAH ,
bukan sesuatu yang ada dalam pikiranku, ah warna – warni Dunia haruskah aku
menikah dan mengikuti arus warna – warni Dunia ??? Aku tidak mau seperti si
piring pecah oleh karena itu aku enggan menikah. Aku habiskan waktu yang aku
punya bersama teman – temanku & melakukan apa saja yang ingin aku lakukan
aku tidak peduli lagi apapun yang si piring pecah katakan. Hidup memang seperti
yang kita harapkan why so seriously ???. Lama aku bersikukuh untuk tidak pulang
hingga akhirnya suatu sebab membuat aku harus pulang. Aku sudah bertahan semapu
yang aku bisa.
Namun suatu
hal yang tidah pernah aku inginkan, aku tiba - tiba sakit & sendirian tidak
ada yang merawatku. Membeli obat – obatan praktis yang banyak tersedia di
supermarket : biasanya flu, batuk, demam, sakit kepala ku ampuh dengan obat –
obatan tersebut. Aku tetap tidak pulang & memutuskan merawat diriku sendiri saja,
pergi ke dokter sendiri... ah, tetap saja semuanya malah semakin meradang
hingga aku tidak bisa berbuat sesuatupun, pada akhirnya aku di jemput ayahku
untuk pulang kerumah
- - -
Bukan main aku terbaring hingga lima
belas hari, dan kedua orang tuaku lah yang menyelamatkan ku...terutama si
Piring pecah menjagaku siang malam & tidak ada gonggoongannya lagi...selama
aku sakit...
Semua hanya
soal waktu saja...mungkin ibu tidak tahan melihat aku sakit, materi bukanlah
segalanya namun kebahagiaankulah yang paling utama. Ia mulai berhenti merekomendasikan
laki – laki. Meskipun sikap mengumpatnya tidak hilang setidaknya ia mulai faham
situasiku begitu juga aku mulai faham situasi ibu. Aku tidak ingin seperti
kedua orang tuaku, lamat – lamat aku kerap kali meledak – ledak percis seperti
mereka. Aku tidak perlu berlaku seperti mereka, semua hal terjadi karena sebuah
alasan bahkan kedua orang tuaku rela hidup dengan penuh kebosanan demi memenuhi
kebutuhan anak – anaknya. Wajar jika mereka sangat hobi sekali berhotbah karena
mereka telah mati oleh rutinitas semenjak mereka lahir di era tahun – 70han.
Maka dari itu aku selalu bermimpi ingin terlahir di era tahun – 70han biar aku
tau seperti apa waktu yang membentuk si piring pecah yaitu Ibuku. SEMENYEBALKAN
APAPUN SI PIRING PECAH !!! AKU TIDAK PERNAH BISA MEMBENCINYA.
" Cinta adalah saat ibuku membuatkan Kopi untuk Ayahku, dan ibu mencicipinya sebelum
memberikannya pada ayah untuk memastikan rasanya sudah pas atau belum ?.
Cinta adalah ketika ibu memberikan potongan ayam terbaik untuk ayah. Cinta
adalah ketika ibu melihat ayah yang belum mandi & berkeringat, dan
ia masih berkata kalau ayah lebih ganteng dari Beri Prima ataupun Mitun.
Ibuku mencintai & menyayangi kita lebih dari apapun maka dari itu
ia selalu mebuatkan perkedel jagung kesukaan kita setiap hari sampai
kita bosan. Aku tau adik - adiku selalu menggangguku karena mereka
menyayangiku. Cinta mirip seperti seorang nenek &
seorang kake yang masih berteman bahkan setelah mereka saling mengenal
dengan sangat baik. Cinta adalah ketika seorang anak perempuan berkata
jaket yang biasa anak laki - laki pakai sangat bau & jelek, namun
anak perempuan itu tetap menyukainya. Ketika kamu mengatakan sesuatu
yang buruk tentang dirimu dan takut mereka tak mencintai & menyayangimu lagi. Tapi kemudian kamu merasa kaget karena mereka tidak hanya masih mencintaimu, mereka justru menyayangimu
lebih besar lagi. Ketika ibu menyukai anak laki - laki yang aku
kenalkan padanya maka cinta itu akan aku berikan pada anak laki - laki
itu. Aku tak mau seperti salah satu teman kampusku, ia bersama - sama
seseorang hingga 9 tahun lamanya backstreet hingga akhirinya terang -
terangan mempertahankan perasaan mereka, apalah daya ibu dari temanku
tak suka maka akhirnya mereka berpisah, aku tak mau berakhir seperti
mereka itu lebih menyakitkan dari belajar jatuh cinta lagi. Yang paling
membahagiakan adalah saling mencintai. Bagiku JATUH CINTA itu seperti belajar mengeja, aku tidak mau merasakannya lagi karena itu membutuhkan waktu yang sangat lama setidaknya itu lebih baik dari berpisah dengan orang yang kita cintai. Kalau kamu ingin belajar mencintai dengan lebih baik lagi kamu harus mulai dari seorang teman yang sangat kau benci. Kamu tidak boleh berkata AKU MENCINTAIMU, AKU MENYAYANGIMU !!!. kecuali kamu benar - benar merasakannya. Tetapi kalu kamu benar - benar merasakannya, kamu harus sering - sering MENGATAKANNYA karena orang sering LUPA. Bagaimana kamu bisa membuat CINTA & SAYANG bertahan SELAMANYA ???. "Habiskan sebagian besar waktumu BERSAMANYA dan bukan pergi BEKERJA". Ada 2 jenis CiNTA di Dunia ini : Cinta Manusia & Cinta Tuhan. Dan TUHAN yang membuat kedua jenis CINTA tersebut". ( Everibody is ART from GOD )
Bandung, 10 Juli 2014
Sesampainya di rumah ia hanya bisa
memandangi langit – langit kamarnya dan masih terdengar rengekan Revina soal
menikah. Ia sangat mencintai Revina, ia teringat berkali – kali ia di tolak
Revina, bahkan Revina selalu mengabaikannya. Ia begitu berjuang menaklukan hati
Revina hingga akhirnya mereka pacaran hingga enam tahun lamanya.
“ Tentang Si Gendut”
Bandung di tenggelamkan sore
hari...Viola baru saja landing, ia habis berlibur dari Pulau sempu di jawa
timur sana. Ia, tidak langsung pulang ke Apartemennya. Ia menuju sebuah rumah,
sesampainya disana ia langsung melemparkan koper sembarangan & berlari
menuju kitchen, tanpa meminta ijin pada siapapun ia langsung mengambil potongan
puding di dalam kulkas. Ia berjalan sambil mencomot – comot puding tanpa
memperhatikan jalan. Si gendut bergegas menuju dapur karena kehausan sepulang
futsal. Gubrakkkkk....
“ Aarrrrrrrrrgh, ada setaaaaaan genduuuut !!! mama tolong
!!!”
“ Arrrrrh” si gendutpun sama – sama kagetnya dengan Viola,
beruntung puding Viola tidak mental. Viola masih berteriak – teriak kaget, si
gendut mengelus – ngelus dada dan mencubit pipi Viola sambil berteriak “
Berisik ! gak ada setan di rumah gue”
“ Hellooow, emang ini rumah lo ?” ( nada Viola gemas, setelah
merasa kaget )
“ Gue tuan rumah disini ” ( jawab si gendut Penuh percaya
diri)
“ Bukan keleus, ini
rumah tante gue” ( Nada Viola meledek, si gendut langsung mencomot puding milik
Viola ) “ Ini punya gue maen comot aja, gendut nyebelin !!!”
“ Lo kali yang nyebelin, liburan gak ngajak – ngajak”
“hehe, yuu kita rumpi sambil nonton tv aja jangan disini
nanti ada setan gendut”
“ Hmm, ngakunya backpacker tapi ko penakut yah ” ( Mario melenggang pergi sambil meledek &
menarik rambut keponakannya )
“ Helloe io, gue itu bukan backpacker tapi trevellettes, kalo
backpacker tuh Cuma buat kaum gem to the bel GEMBEL”
“ Apapun itu namanya BODO amat ah” ( Jawab Mario cuek )
“ Iiioo, gue mau curhat” ( nada Viola merendah &
ekpresinya berubah )
“ Lo kenapa ?, tumben ngegalau gitu”
“ Gue pengen punya pacar, tapi gak ada cowo yg mau sama gue
io”
“ idiih cengeng amat bu,
nanti juga bakalan dapet ko yang seganteng gue” ( Mario setengah serius
& setengah bercanda)
“ iyuuuuh banget
tau gak !, io gue lagi gak mood buat bercanda”
“ Jujur La, kalo lo bukan keponakan gue, gue bogoh ( cinta ) sama lo. Pertama lo
cantik kaya Taylor suing ( sumbing ),
kedua lo bawel tapi seru, ketiga walaupun lo anak manja tapi lo selalu bisa di
andalin” ( Mario benar – benar berterus terang dengan sedikit memberi bumbu
bercanda meski garing, Viola langsung manyun & memukul kakak sepupunya )
“ Lo nyebelin io, gue sih ogah sama Torn oren’s ( tempat menapung air yang besar, biasanya berwarna
oranye) gendut kaya lo, gue maunya sama yang
ganteng & sixspak gitu deh ! “ “Pantesan
lo gak laku La, meski lo udah kaya Peri cantik Tumbellina” ( Jawab Mario santai
& tidak pernah merasa sakit hati karena
sudah terbiasa akan sikap blak – blakan Viola)
“ io lo aja bisa dapet cewe secantik Revina, padahal kan lo
jelek gendut idup lagi masa gue gak bisa sih punya pacar yang ganteng &
sixspak kaya Zac Efront”
“ Itu dia La, lelaki punya hak veto buat memilih perempuan
manapun yang mereka mau, bukan berarti cewe gak bisa nyatain duluan. Cuman
kesannya gimana gitu kalo cewe yang bilang suka duluan”
“ Iyaa juga sih, Cuma ko heran aja yaa Revina ko mau yah sama lo ?”
“ Emang lo pikir mudah melumpuhkan hati seorang Peri cantik
seperti Revina, gue berkali – kali di tolak sama dia tapi akhirnya dia luluh
juga tuh” ( sambil tersenyum penuh kemenangan )
“ kasih tau dong rahasianya”
“ Simple, Cuma NYALI BESAR”
“ hehe...sebesar badan lo yang mirip drum minyak tanah
akakakak”
JJJ
Revina tidak
kalah cantik dari Viola karakter mereka hampir sama meski Revina tidak seblak –
blakan Viola. Sore, itu Revina mengantar sahabatnya berbelanja di pasar
tradisional. Itu pertama kalinya Revina menginjakan kaki di pasar tradisional,
Revina sedikit kikuk mengikuti temannya mengelilingi pasar & tawar menawar
kepada para pedagang.
“ Belom terbiasa ya Rev sama suasana kaya gini, sorry yaa
kita harus balik lagi ke tukang daging sapi yang tadi, tiga belokan dari sini”
“ Iya, gak apa – apa”
“ Eh si teteh uih deui
kadie deui geningan, kunaon dinu sanes arawis nya” ( si teteh, balik lagi kesini kenapa di
tempat lain pada mahal ya) Seru tukang daging sapi “ Sanes kitu mang ieu meser hela bumbuna, kirangan deui atuh nya ? 75 sok
? ngke abdi janten langganan kadie” ( Bukan begitu mang, ini beli dulu bumbunya dulu kurangin lagi yah jadi 75 yah ?
nanti saya akan berlangganan kesini ) Sore itu beberapa masih ada yang
berbelanja, beberapa ada yang membereskan tempat berjualan, cabe, tomat,
terong, sayuran mulai di masukan
keranjang & beberapa petugas sampah lalu – lalang membersihkan sampah di
setiap pojok toko, air menggenang di antara sudut jalan pasar & aroma tidak sedap sangat menyengat
hidung Revina, gunungan sampah di
pojokan toko di kerumuni lalat & beberapa toko sudah tutup. Anak teman
Revina yang berada dalam gendongan menangis sangat keras di tengah – tengah
tawar menawar dengan penjual daging sapi, teman Revina & si penjual daging
seolah terbiasa dengan teriakan anak kecil, mereka asik tawar menawar tidak
menghiraukan tangisan itu. Revina terlihat tidak nyaman.
“ Te tiasa atuh neng, ieu teh atos
mirah pisan 80Rebu sa/Kg, atos harga penutupan ieu ge neng” ( Gak bisa neng ini udah murah banget 80ribu satu /Kg , udah harga penutupan ini juga ) Gleek..Revina menelan ludah ia
berbicara di dalam hati “Please deh Cuma beda goceng doang sama di tempat
terakhir tadi” walaupun begitu Teman Revina tetap banyak bertanya.“ Seger keneh teu mang dagingna?” (
Masih seger gak mang dagingnya ? )
“ Tingal weh ku neng, da katingal
meureun” ( Liat aja
sama neng, keliatan mungkin )
-
- -
@ MCDONALS, 10 menit jalan kaki dari Pasar Hijau Tradisional
Bandung
“ Thank ya Rev udah mau nemenin gue belanja, gue teraktir
makan deh”
“ Iya sama – sama”
“ Akhirnya kita ketemu juga yah, setelah sekian lama”
“ Iya, mau ketemu lo tuh susah banget kaya ketemu seleb”
“ Ma’lum Rev semua orang yang udah get married, apa lagi udah
punya anak mau kemana – mana tuh serba susah” Anak teman Revina menangis
lagi...lalu teman Revina, memberikan asi tanpa malu – malu membuka sumber asi
tersebut, Revina melongo di dalam hati iya berbicara sendiri “ih gue sih ogah
di buka sembarangan gitu & gue gak akan ngeluh semua serba susah ketemu
temen gara-gara udah married & punya anak ,Cuma orang – orang yang gak open
minded yang minsetnya begitu”
“ Idih dulu aja ditutup – tutupin, sekarang cuek aja lo buka
– buka”
“ N’tr juga lo ngerasain kali Rev, semuanyaaaaaaa buat anak
lo”
“ Hehe, iya juga sih...lo sekarang udah kaya emak – emak
beneran padahal Cuma beda goceng doang, tadi gue liat daging yang 85ribu itu
lebih bersih lhoh ?”
“ Hehe, itu dia Rev justru daging yang masih seger tuh daging
yang masih banyak darahnya ketimbang yang bersih tadi tapi pucet”
“ Gila ! ampe tau segitunya, sherly udah jadi ibu RT beneran,
dulu boro – boro mau nginjekin kaki di Pasar” ( Ternyata revina telah salah
sangka soal daging )
“ N’tr juga lo ngerasain Rev, belanja di pasar tradisional
selain lebih hemat gak kalah segar kaya di supermarket ko, kalo udah get
married banyak yang di pikirin jadi mesti lebih hemat”
“ Masa sih ??, ah dari tadi lo terus bilang n’tr juga kalo
udah get married pasti ngerasain, hmm jadi pengen buru – buru married nih gue
penasaran”
“ Mario Apa kabar ?”
“ Baik ”
“ Awet yah berarti hampir 6 tahun yah, dari SMA kelas 2”
“ Hehe, makanya doain biar kita cepet nikah”
“ Amiin, kerja dimana dia sekarang ?”
“ masih kuliah”
“ Salam yah buat dia”
Revina
pulang ke rumah seperti biasa tidak ada siapapun dirumahnya, kedua orang tuanya
seibuk bekerja. Adiknyapun kos di dekat kampusnya. Sedari SD dulu Revina telah
terbiasa dengan situasi rumah yang sepi. Lalu iya mengambil Iphonenya &
loncat ke tempat tidur. “ Halo sayang ?”
(Sapa Mario penuh semangat) “ Sayang kesini dong, sepi banget kuburan
bergetar di rumah nih ?” “ Hah, apa kamu pasti lagi nonton film horor ya”
“bukan gitu sayang, sepi banget disini, benci suasana kaya gini” “ Maaf sayang
aku cape banget baru pulang futsal sayang”
Tittttttttttttttttt Revina memutuskan panggilannya
-
- -
“ Siapa ndut ? Revina yaah ?”
“ Iya dia ngambek lagi La”
“ Jujur gue lagi capek banget ngehadapin dia La”
“ Namanya juga cewe ndut, lagi dapet kali makanya sensi”
“ Gue juga gak ngerti kenapa dia jadi sensi banget sama gue,
padahal gue selalu ngikutin semua kemauannya dia, termasuk tiap hari anter
jemput dia ke kantornya walaupun jarak kantor sama rumahnya Cuma 15 menit
doang, padahal kan dari sini aja kesana udah satu jam, gue selalu bawain dia makan siang,
nemenin dia ke salon, pokonya apapun yang dia pengen selalu gue jabanin”
“ gue
ngerti ko ndut, biasanya cewe kaya gitu lagi banyak pikiran ndut, coba dong
tanya kenapa ? peka dikit ke jadi cowo?”
“ Tumben lo pinter La hehe, thank yaa”
“ Mmm, kayanya setelah sekian lama Revina baru sadar deh kalo
lo kurang ganteng” ( Viola dengan expresi so seriusnya)
Mario terdiam Jleeb...mungkin yang sodaranya utarakan kadang
ada benarnya juga, bahwa ia gendut & kurang ganteng, hidup
lagiii...................................................................................
-
- -
Revina menangis
dan menutupi wajahnya dengan bantal, solusinya gue mesti Get married gue benci
rasa sepi ini semua sibuk mencari uang, apa pentingnya punya banyak uang tapi
hidup kesepian. Mario??? Dia memang hebat selalu ada untuku, apa iya siap
menikahiku dalam waktu dekat – dekat ini ?. pokonya sebelum 23 gue mesti udah
get married. Gue benci rasa sepi ini, gue benci suasana rumah yang bernuansa
kuburan.
Tettt...tet...tettt.....
“siapa sih malem – malem gini yang namu, ganggu aja !” ,
Revina langsung menghapus mata sembabnya. Ketika ia membuka pintu dan ternyata
seseorang dari masa lalunya, first lovenya. Seketika saja Revina langsung
mematung seperti Arca yang dibiarkan tidak terwat. “Rev, ko diem sih, gak boleh
yah gue masuk ?”. Revina langsung tersadar dan mengangguk. “ Apa kabar Revina
?” “Baik” “Ko sembab habis nangis yah” “
Baru bangun tidur” jawab Revina singkat
“ Rev, lo gak ada yang marah kan kalo gue maen kesini ?” Revina menjawabnya
hanya dengan menggelengkan kepala. “ Dinner yuu ?”
“ Revina maafin gue yah waktu itu gue gak maksud tinggalin
lo, gue di tugasin di luar pulau saat itu”
“ Revina hanya mengangguk ” lalu Leo mengeluarkan sebuah
cincin untuk revina
“ Will you, maarry me next year” Jleeeeb, Revina sungguh tak
menyangka, akan ucapan Leo & hal
tersebut memang sebuah hal yang sangat Revina inginkan.
“ Gue gak tau” Dinner romantis di kelilingi banyak lilin dan
di temani alunan cello yang lembut & dihadapanya merupakan first lovenya,
yang dulu selalu di inginkannya & waktu itu ia menangis mengingat Leo
sepanjang malam.
“ Hmm...gue
tunggu sampe lo mau, gue gak mau kehilangan orang yang gue sayang lagi Promise”
-
- -
Mario membawa satu kotak coklat bertuliskan
“Iam sorry Dear”, Lalu ia menjemput Revina ke Kantornya. Revina berjalan ke
arah lobi pintu keluar & Mario langsung mengikuti langkah Revina “ Sayang
please maafin yaa”. Revina hanya melirik saja & tidak menghiraukan Mario,
lalu Mario berlari menuju lobi dan menghalangi pintu keluar membuat beberapa
orang tertahan dan tidak bisa keluar. Beberapa karyawan yang berada di sekitar
lobi tertawa karena melihat pria gendut berlari – lari. Lalu Mario, dimarahi
security dan akhirnya Revina tertawa. “ sayang apa – apaan sih ?” sapa Revina
manja. “ Akhirnya ayang aku cenyum, makin cancik deh” sambil menyodorkan satu
kotak coklat. “Sayang kita makan di rumah aja yaah, males pergi kemana – mana”.
“ okey, sambil ada yang mau aku obrolin yang ?” “ soal apa sayang ? ” bola mata
Revina membesar “ sangat berharap Mario membahas sebuah hal yang lebih serius “soal
kita pastinya” Revina tersenyum cantik sekali..........
-
- -
“ Sayang ada yang salah ya sama aku
?” ( tanya Mario )
“ Gak ada”
“ Terus kenapa sih kamu jadi berubah
?”
“ Gak ada yang berubah deh biasa aja”
“ Tapi rasanya beda atau perasaan aku
aja”
“ Sayang aku mau tanya sesuatu,
serius ?!” ( Mario mengangguk)
“ Kamu sayang gak sama aku ?”
“ Sayang banget, ko nanyanya gitu sih
yang ?!”
“ Sebenernya hubungan kita mau dibawa
kemana sih ?”
“ Kehatimu ”
“ Aku lagi gak bercanda?”
“ Hmm, ko nanyanya gitu ay jutek
banget ekpresinya”
Lalu Revina terdiam begitu juga
Mario, Otak Mario berputar – putar memikirkan apa benar karena ia kurang
ganteng & Revina mencari – cari alasan untuk putus. “Apa benar masa setelah
bertahun tahun baru sadar kan dari dulu muka gue emang udah jelek”.
“ Aku mau kita menikah dalam waktu
dekat – dekat ini ?”
“ APA ??? MENIKAH ? ” JLEBB !!!!!
“ Aku siap sayang, tapi kamu tau
sendiri kan aku masih kuliah”
“ Kenapa gak sanggup ???”
“ Bukan kaya gitu sayang, aduh gimana
yaa bingung jelasinnya”
“ Temen – temen kita banyak yang baru
lulus SMA langsung menikah mereka baik –
baik aja. Aku bosen terus ngerasa sepi, tau gak ?, bisa gak sih kamu rasain
perasaan aku gimana ???” ( Teriak Revina sambil menangis )
“ Gak semudah itu sayang”
-
- -
Lalu Mario
membuka Acount Facebooknya melihat photo – photo lama tentang ia & Revina
sejak masa SMA & hingga saat ini. Lalu ia mengklik berada dan terdapat
tulisan Darwis Tere liye yang di bagikan Revina.
Mario sangat merasa bingung dengan posisinya saat itu, Meski orang tuanya memiliki beberapa perusahan namun tetap
saja ia tidak ingin menjadi benalu. Jika
untuk menikah saja menyusahkan orang tua apa lagi kehidupan setelahnya
pikirnya. Pagi – pagi sekali Mario mendatangi Ruangan Tata Usaha Kampus &
menyerahkan pernyataan Cuti kuliah, ia tidak peduli meski kuliahnya telah
tingkat akhir. Lalu ia memasukan lamaran ke beberapa perusahaan. Yang
terpenting baginya adalah Revina seorang. Ia, tidak main – main dengan Revina.
Lalu ia tersenyum merasa lega dengan keputusan yang ia ambil. Lalu ia mengambil
iphone yang ada di saku jaketnya. Lalu terdapat BBM dari seseorang yang sangat
ia sayangi yaitu REVINA – Makasih buat semuanya, kita PUTUS - Jleeb....singkat,
padat & jelas....
Mario ingin sekali menangis, ia sadar ia
lelaki, maka ia mengurungkan niatnya untuk menangis. Dalam hati ia bertanya –
tanya “kenapa harus berakhir setelah sekian lamannya”. Ia berfikirik, mungkin
nasibku harus seperti dongeng Cyclop seorang raksasa buruk rupa bermata satu
yang jatuh cinta pada Peri laut cantik, si Peri laut membalas cinta Cyclop
namun seketika saja Peri laut cantik malah menikah dengan pangeran tampan. Kan
aku simpan saja kenangan tentang Revina Peri cantiku dalam hati, ia peduli atau
tidak aku akan menunggunya hingga ia terbangun & tersadar akulah yang
terbaik.
-
- -
“Jadi
jawaban kamu Ya...makasih sayang” ( Leo langsung memeluk Revina, seketika saja
bayang – bayang Mario hilang, tiada lagi ruang bagi Mario, Mario ditemani perih
mnyimpan kenangan bersama Revina & Revina tengah bahagia mempersiapkan
segala hal tentang pernikahan )
Satu Tahun Kemudian
“
Kartu undangan Done, Souvenir Done, Cathering Done, Hotel Done, wedding
orginezer Done, Gaun pengantin Done tinggal tunggu tanggal mainnya saja” Mario melihat sebuah twit Revina, walau
dilingkari perih yang menyiksa Mario tetap memberi komentar dingin “ Selamat ya Revina, ikut bahagia
deh ”
Mario tidak lagi berfikir soal cinta,
ia menyibukan diri dengan bekerja karena ia terlanjur mengambil cuti kuliah ia
tidak ingin membuang – buang waktu karena memikirkan Revina berlarut – larut,
Ia tidak menyesal setidaknya ia telah berusaha yang terbaik untuk mendapatkan
Cinta Revina. Satu bulan kemudian setelah Twit Revina, Mario mendapatkan kartu
undangan pernikahan Revina. Ia melihat riak wajah Revina bahagia bersama orang
lain, melihat tatapan Revina seakan tubuhnya luruh melebur hingga tanah dan
menjadi kepingan abu yang berhamburan diterbangkan angin dan menghilang entah
kemana, ia bukan siapa – siapa hanya kepingan abu yang di terbangkan angin dari
masa lalu Revina.
“ La, sumpah La dada gue sakit banget liat ini”
“
Habis mau gimana lagi ndut, nasib lo
emang jelek ndut tenang masih ada gue yang selalu ada buat lo”
“
Gue maunya Revina La !”
“
Gue ngerasa gak punya semangat hidup
lagi La”
“
N’dut jangan sedih gitu dong Lagunya
Afgan kan bilang kalo jodoh pasti bertemu”
“
Apa gue loncat aja yaa dari lantai 50,
apartemen lo biar semuanya selesai”
“
Hus, Ngaco banget lo N’dut, lo gak bakalan
di terima di sisi Allah yang ada nanti lo jadi setan gendut yang mati
penasaran”
“
Gak lucu
!”
“
Yaa, lucu banget lah nati lo masuk
koran & muncul di TV, seorang laki – laki gendut mati bunuh diri dari
lantai 50 apartemen kerabatnya, di duga pria gendut tersebut prustasi karena di
tinggal menikah perempuan yang di cintainya HEADLINE NEWS ak..ak..ak...ak”
“ berisik -_- !!!”
“ Selamat bergalau – galau ria n’dut
gue cabut dulu byee...n’dut” ( Viola pergi )
-
- -
“ Sayang maaf, mendadak ada kerjaan
kamu bisa kan sendirian aja ketemu Photografernya ?”
“ Iya gak apa – apa, aku pergi sendiri
aja ay” ( jawab Revina santai )
Bip...bip...seseorang
menghubungi Revina, ternyata itu Photograver Revina & meminta bertemu di
foodcourt di mall saja, lalu Revina menyetujuinya. Lalu bertemulah Revina dengan
photografer tersebut dan membicarakan konsep Prawedding & weddingnya sambil
menikmati segelas jus melon. Ketika mereka hampir usai Revina merasa melihat
Leo bergandengan tangan dengan seorang perempuan yang samar – samar seperti ia
kenal. Namun Revina terfokus memastikan apakah itu Leo atau bukan sehingga tidak
sempat memperhatikan sosok perempuan itu ?.
Mereka
duduk di paling sudut tidak menyadari keberadaan Revina. Revina langsung di
serbu jutaan gundah, ia masih tidak yakin bahwa itu Leo. Lalu ia meninggalkan
seorang photografer tersebut ke toilet tanpa sepatah katapun. Lalu ia membuat
dirinya lebih tenang menatap cermin memegangi dadanya yang terasa tersayat
pisau & memerangi setiap amarah yang sangat ingin ia ledakan. “Sayang lagi
dimana ?”, “tunggu sebentar yah lagi ada klien sayang”. Tutttt telepon terputus
lalu tak lama Leo menelpon, “ Gimana sayang udah beres ?” “ Udah, lagi dimana
?” ( tanya revina sendu ) “Dikantor cabang sayang, ada urusan yang belum di
selesein” Tuttttttt........Revina memutus telponnya.............
Secara kebetulan mereka keluar bersamaan,
Leo merasa kaget dan terburu – buru menjelaskan “sayang...aa...” belum sempat
penjelasan terlontar Revina menghampiri Leo & menampar
Leo...Plaaaak....Plaaaaak “Talk to my
hand” lalu Revina setengah berlari meninggalkan Leo hingga akhirnya ia benar -
benar berlari di tengah kerumunan orang – orang di mall, rintik air mata hujan
di pipi Revina lalu seketika saja ia teringat Mario.
-
- -
Viola membangunkan Mario yang tengah
tertidur Pulas, “ n’dut bangun, dut bangun !!!”, “ Apa sih La siang – siang
gini teriak – teriak !!!” , “ Gue pengen
loncat dari lantai 50, apartemen gue” “ Haha, lo kenapa ? harusnya gue yang
bilang gitu la” “ Gue, diputusin pacar
gue katannya dia mau nikah, gak adil banget dong !” “ Cowo kaya gitu lo
tangisin !, gak penting tau gak !” “ Gue gak tahan banget ndut” “ Lo tuh cantik
La, lo pasti bisa dapet yang lebih baik dari dia” “ tapi gue terlanjur sayang
ndut sama cowo itu” “
Tau ah pusing, jelas – jelas cowo kaya gitu tuh gak baik”. “ Tapi gue sayang
ndut !” “Tau gak La ??? seseorang yang
ninggalin orang lain buat kita, pasti suatu saat kita bakalan di tinggalin
juga” Lalu Viola semakin meangis & Mario mengacuhkan Viola si Manja &
Terbesit selintas wajah Revina lalu ia tertidur
lagi.......................................................................................
-
- -
Bagi Revina hujan saat ini sangat menyisakan luka, ia sadar
perasaannya terhadap Leo hanya pelarian disaat ia merasa sepi saja. Itu bukan
perasaan menyayangi ataupun mencintai seseorang. Itu semacam perasaan biasa,
karena ada seseorang yang menghibur di saat kita luka dan merasa sepi. Ia,
teringat ketika ia berbelanja di mall bersama Mario . Ia, dihadapkan oleh 2
stilleto cantik lalu ia harus memilih salah satunya, tidak bisa membeli
keduanya karena harga stilleto cantik cukup menguras isi dompetnya,
pengalamannya selama shoping mengajarkan ia selalu menyesal ketika memilih yang
kedua. Lalu ia akan menguras kantongnya lebih dalam untuk kembali ke pilihannya
yang pertama. Stilleto yang pertama kali ia lihat sangat menawan dan ia akan
merengek pada mario agar Mario membelikannya. “ Dan Mario ??? Ah, sudah
laah.....”
“Tidak...tidak..aku harus menemuinya & meminta maaf” “
TIDAK !!!” “ HARUS !”.
-
- -
“ Gue ikut seneng Rev, selamat yah” ( Rona bahagia yang
dibuat – buat )
“ Gue gak jadi kawin !!!” ( Dengan wajah tertunduk, dan
rambunnya berjatuhan helai demi helai sedangkan Mario berusaha tetap tenangkan
diri )
“ Kenapa ?” ( Tanya Mario singkat, langsung pada inti )
“ Dia selingkuh”
“ Pastiin dulu baru bilang selingkuh, gue kenal lo Rev
tipycult pecemburu”
“ Gue udah pastiin itu !” Mereka sama – sama terdiam saling
tatap yang jawabannya sebenarnya mereka tau, Mario mulai death lock, stugnun,
mendadak tidak bisa berkata apapun. “ Tujuan gue ketemu sama lo Cuma mau minta
maaf ”. “ Soal apa, lo gak pernah bikin salah Rev?” “ Maaf karena dulu gue
sering nyakitin lo”, “Gue udah maafin lo dari jauh – jauh hari”. Lalu, Revina
mengambil tas yang ia taruh di kursi sebelahnya tanpa menyeruput lemon squash
& Takoyaki yang telah ia pesan, ia langsung pergi dengan expresi paling
menyakitkan dari yang Mario pernah lihat. Lalu Mario mengikuti langkah Revina “
Rev, mau gue anter pulang”, lalu dilihatnya air mata Revina telah berderai.
“Maafin gue mario, maafin gue” revina menjawab pertanyaan Mario namun bukan itu
jawaban yang ingin Mario dapatkan. Langkah Mario Terhenti, ia tak sanggup
melihat Revina yang sedang berkabut sedih, lalu ia tertegun melihat Revina
hingga Revina menghilang di tengah kerumunan.
-
- -
Mario
merasa bingung harus berbuat apa, ia sadar ia tidak ganteng, tidak sixspak,
dengan tubuh gendut yang lebih mirip torn orens atau drum minyak tanah. Sejelek
apapun dirinya, ia tetap harus menghargai dirinya sendiri sebagai lelaki
sejati. Ia tidak mau lagi dirinya tersakiti lagi oleh mahluk bernama perempuan.
Ia sadar ia sangat mencintai Revina namun entah lah ia bingung harus berbuat
apa. Seperti biasa, saat kebingungan menguasai hatinya ia akan pergi ke sebuah
cafe yaitu “Bucket ice cream”. Sebuah cafe yang menyediakan ember – ember kecil
dengan sendok yang lebih mirip skop. Kita bebas mengambil berbagai macam ice
cream apa saja satu ember penuh namun jika tidak habis kita harus bayar seharga
satu ember itu.
Lalu
nalarnya tiba - tiba membayangkan Revina yang sama – sama memiliki hobby makan
sama sepertinya. Dulu sekali mereka sering ke cafe ini bersama – sama, namun
semenjak mereka tidak bersama lagi Mario sangat jarang sekali mengunjungi cafe
ice cream ini sekalipun cita rasa di tempat ini tidak ada yang
mengalahkan. Mario menyekop ice cream berbagai
rasa strawberry, jeruk, tiramisu,coklat, vanilla, bluberry, kacang hijau, green
tea dengangan penuh semangat. Seorang pramuniaga menyapanya “ banyak amat mas
Mario, ko kesininya gak barengan mba Revinanya ?” Mario menjawabnya hanya
tersenyum terpaksa untuk sekedar menghargai “kalo gak salah saya tadi ngeliat M’ba Revina kesini deh” “ Ah,
salah liat kali !” “eh, gak tau juga sih hehe” jawab si pramuniaga enteng.
Seenggaknya gue masih berunutung, dengan badan yang segede gajah ini orang akan
langsung mengingat kalo Mario adalah gue. Walaupun gue gak ganteng & gak
sixspak hmm...mungkin itu cara tuhan menyayangi gue. Lalu Mario menuju tempat
duduk Favoritnya yaitu di balkon lantai 5 dia bisa melihat segala sisi kota
dari sana tempat itu menjadi tempat favorite mereka. Ia mencari – cari meja
kosong & sedikit kesal karena melihat disetiap sudut hanyalah lautan orang
– orang yang sedang memadu kasih,” menyedihkan nasib gue Cuma sebatas kasih tak
sampai” keluhnya dalam hati.
Lalu ia merasa
mencium wangi parfum Bulgary, ia merasa mengenali parfum itu, itu parfum Revina.
Lalu ia melihat rambut panjang seseorang tergerai cantik alami, itu rambut
Revina ia bersama seorang lelaki lalu dengan ragu Mario menyentuh bahu
perempuan itu, perempuan itu menoleh dan Jleeb... “ Ya, siapa yah ?” “ Ups, maaf salah orang”
lalu perempuan yang memiliki rambut Revina itu membalasnya dengan senyumannya
yang menyebalkan. Terdapat sebuah meja kosong, Mario memperhatikan sekitar
“suasana disini masih romantis” ia melihat seorang prempuan dengan rambut
sebahu membelakanginya dengan rambut sebahu sangat bloondy
seperti baru keluar dari salon dengan syal merah melingkar di lehernya.
“Ternyata ada juga yang kesini tanpa pasangan”. Lalu Mario meletakan ember
icecreamnya di meja & menarik kursinya. Baru beberapa suap ice cream,
angin lembut membawa parfum Bulgary
menerobos hidungnya. “ Ah mungkin Cuma kebetulan !”.
Ketika Mario akan mendaratkan lagi ice creamnya lalu ia
mendengar, rintihan tangisan yang tertahan yang sangat ia kenali, tangisan itu
terdengar semakin jelas itu suara Revina.
Tanpa melupakan
ice creamnya, Mario langsung menghampiri perempuan bersyal merah itu exactly
itu benar – benar Revina. Mario menaruh ice creamnya di atas meja Revina &
ia duduk tepat di hadapan Revina “ Rev, km gak mungkin bisa habisin ice cream
itu sendirian mau gue bantuin?”. Revina menoleh & semakin menangis berkali
– kali mengelap airmatanya dengan slayer merahnya namun tangisnya semakin tak
terbendung. Mario memandangi Revina “ Kamu sangat cantik dengan rambut sebahu”
Revina semakin menangis masih tidak berkata apa - apa. Lalu Mario beranjak dari
kursinya, dan beralih kesamping Revina memaksakan Revina untuk berdiri.
Seketika saja Revina memeluk Mario sambil menangis “ Gue takut yooo, takut
banget, gue Cuma mau hidup bahagia, gue takut kesepian yooo...gue takut !!!” “
Hey...hey..udah aku akan selalu ada buat kamu Rev Love you” Mario mendekapnya
lembut, Revina semakin merapatkan tubuhnya pada Mario dengan tangis yang tidak
tertahankan lagi.....
Bandung, 13 Juli 2014
JJJJJ
“ I Always
Love You ”
“ Yeeeeee Gue LULUS
!!! Gue LULUS !!! ” Teriakan itu menggema di setiap sudut sekolah, semua
bersuka cita atas kelulusan yang telah dicapai. Hanya ada seorang anak perempuan
yang wajahnya terlipat karena kelulusan sekolah, wajahnya benar – benar sedih
sangat sedih. Risa mendekati Putri yang
sedang duduk melamun lalu memeluk sahabat terbaiknya itu “ Puput gue lulus put”
“selamat yah” jawab Putri singkat Lalu Risa memeluk setiap orang yang berada di
sekitarnya satu persatu sambil berteriak – teriak “Yee gue lulus !!!”
Putri lebih sibuk
melamun dari pada bersuka – cita karena kelulusan.
“ Lanjut kemana ?” “
Gue kerja dulu aja deh !” “ Gue Bakalan kuliah di Di UGM” “ Gue mau kawin !” “
Gue mau kuliah sambil kerja” “ Gue Mau jadi polisi” “ Gue mau kuliah di
kedokteran” “ Gue mau bantuin emak
gue jualan nasi uduk” “Gue mau jadi
pebisnis” “Gue “mau kuliah di ITB” “ Gue mau life by a pashion !”.
Tio menghampiri Putri dan duduk
disampingnya “ beby lulus, congrat ya beb” lalu Putri menyembunyikan sedihnya
seketika dihadapan Tio “ Congrat juga buat kamu jagoan ku yang paling handsome”
lalu Tio mencubit pipi Putri dan memeluknya. Teman – temannya langsung
berteriak – teriak “cieee...cieee, kalian tuh bikin iri deh selalu Romantis
dari kelas 1” “ pastinya romatis forever dong” lalu teman – teman mereka
menghampiri mereka “ Besok kalian ikut kan ke puncak?” “ Pasti ikut dong” jawab
Tio mantap, Putri hanya tersenyum.
-
- -
Dulu
tio itu cowo paling nyebelin sedunia di sekolah ini selalu mengganggu ku, usil
abis, nyebelin, Pokonya Tio dengan vesva warna merahnya yang norak. Suatu ketika aku di ganggu kakak kelas yang
so cantik mereka selalu mencari – cari masalah. Padahal aku tidak pernah berani
banyak tingkah ataupun macem – macem. Tio selamatkan aku dari kakak kelas so
cantik yang mengganggu ku. Memberikan jaketnya karena baju ku sangat basah gara
– gara di bully kakak kelas so cantik yang cukup populer di sekolah. Dia mengantarkan
aku pulang dengan vesva noraknya itu. Entah..lah bagaimana awal mula kedekatan
kami, mungkin semenjak kejadian itu kami menjadi sangat akrab sekali.
Dia
perhatian sekali terhadap adik laki – lakinya yang masih sekolah dasar, rela
mengantar jemput adiknya, tidak segan mengajak adik kecilnya bermain bersama
kawan – kawannya. Iya rajin membatu pekerjaan rumah ibunya. Ibunya,
menyenangkan selalu tersenyum, ramah dan enak di ajak mengobrol. Jika di hari
libur orang lain mengajak pacarnya menonton, makan di tempat – tempat keren, ia
malah mengajaku ke sebuah panti Jompo. Ia, sangat akrab dengan penghuni disana,
karena ia memang rutin berkunjung kesana setiap ia memiliki banyak waktu luang.
Aku benar – benar jatuh cinta pada kehidupannya.
Dia sangat menyayangi ku. Aku merasa menjadi
orang paling berbahagia di dunia ini karena amat sangat di sayangi dan
dicintainya. Dia menyatan cinta setiap waktu sebelum & setelah kami pacaran
ia rajin sekali memajang puisinya di mading sekolah membuat seisi sekolah tau
& melebeli kami sebagai pasangan paling oke di sekolah. Aku suka sekali
mata coklatnya, senyumnya, caranya menatap sangat mempesona. Aku selalu
menemaninya bermain futsal setelah break time ia akan langsung berlari memeluk
ku & aku tidak pernah risih meski ia banjir berkeringat. Saat ia kembali ke
lapagan ia akan mencium keningku dan mengedipkan matanya. Aku suka semuanya
tentang dia. Dia selalu mengajak ku ke tempat – tempat indah namun tidak mahal.
Dia selalu menyenangkan dan memberi kencan romantis. Dia laki - laki sederhana
yang sangat suka menyanyi dan berpuisi.
Aku
suka caranya menggenggam tangan ku, aku suka caranya membelai rambutku, aku
suka caranya memelukku, aku suka jemarinya yang lembut membelai pipiku, aku
suka caranya mengecup keningku...aku suka semua tentangnya. Cinta – cintaan
anak SMA, menurut sudut padang orang yang mengaku dirinya Dewasa mungkin
terdengar Picisan. Aku menganggap segalanya tentang aku & Tio bukan sekedar
cinta – cintaan anak SMA, melainkan cinta sesungguhnya, hanya aku & Tio
yang mengerti tentang perasaan itu semenjak Dewa cupid melesatkan panahnya pada
aku & Tio......
JJJJJ
Putri sibuk mengiris paprika sedangkan
Tio sibuk memanggang sosis & daging, teman
- teman yang lain sibuk bermain gitar sambil bernyanyi, beberapa teman
yang menikmati lagu sibuk bolak – balik mengambil barbeque sambil menikmati
nyanyian & barbequ. Putri & Tio saling melemparkan senyuman mereka
sangat terpukau dengan suasana puncak saat itu.
“
Ibu, anak – anak kayanyanya suka barbeque yang ibu masak”
“
Rasanya enak karena ayah yang memanggang”
“ Ibu keliatan cantik sekali kalo lagi ngiris paprika”
( Mata Putri membesar karena senang oleh Pujian Tio )
“ Ibu seneng dengernya, ayah juga selalu terlihat lebih mempesona ketika ayah
berkeringat”
“ Benarkah ?” ( Putri hanya menganguk, dengan expresi
seperti bidadari mereka berperan seolah – olaah mereka telah menikah &
memiliki anak)
Setelah mereka selesai memanggang semua barbeque
mereka langsung bergabung dan ikut bernyanyi riang. Hingga akhirnya Tio
mengambil alih dan memainkan gitar dan Putri ikut bersenandung menyanyikan lagu
kesukaan mereka The Cinamon ku yakin Cinta.....
Ku
dapat mecari satu alasan & menepis semua keraguan di dalam hati ku ini...
Benarkah
bahwa cinta mampu mengobati, segala rasa sakitku ini....
Ingin
ku percaya, ingin ku percaya....
Kau
bilang cinta selalu mengerti...
Kau
bilang cinta tak salah....
Kau
bilang cinta kan saling percaya...nanana....hmmm....
Ku
kira ku takan mampu sadari ketulusan cinta yang sempurna di balik semua
kekurangan ini namun dengan mu ku tau cinta kan mengobati segala hampa sakitku
ini....
Dan
kini ku percaya, kini kupercaya...
Yakinlah
Cinta selalu mengerti....
Yakinlah
Cinta tak salah....
Yakinlah
cinta kan saling percaya........
Semua menikmati acara perpisahan di
puncak saat itu, Risa, Edo, Nadia, Aldy,
Yesika, Lestari, Putri & Tio mereka telah bersahabat dari kelas satu SMA
semenjak mereka menjadi kelompok di masa orientasi siswa baru, mereka tidak
semua satu kelas tapi persahabatan mengalir begitu saja. Semua kekenyangan dan
tidur di ruangan masing – masing. Putri berendam di bathtup sambil melamun,
kelulusan sekolah adalah sesuatu yang paling ia takuti, sungguh ia tidak ingin
berpisah dari para sahabatnya terutama Tio.
Lalu
Putri beranjak dari Bathtupnya, mengenakan baju mandinya, handuk menggantung di
lehernya ia membersihkan air yang mengalir, rambutnya masih basah walau telah
di keringkan handuk. Putri mengetuk kamar Tio, Tio pun baru saja selesai mandi
hanya menggunakan celana pendek handuk melinggar di lehernya tangan kanan masih
sibuk mengeringkan rambut. Tio membuka Pintu kamarnya. Tio kaget melihat Putri
di depan Pintu kamarnya hanya dengan baju Mandi, lalu ia segera menutup Pintu
kamarnya lagi, Putri mengetuk kembali tanpa ragu. Tio mencoba mengatur
nafasnya, walaupun merasa ada sesuatu yang bergetar di dalam dirinya, Tio
membuka Pintu. Iya melihat Putri lebih cantik dari biasanya dengan senyum
tulusnya yang mampu meluluhkan pria manapun di muka bumi ini, kulit putihnya
memancar seperti mentari pagi, rambut kemerahan tanpa pewarna rambut itu
bergerai indah & terlihat lebih cantik ketika basah.
Putri belum di persilahkan masuk,
namun ia menerobos masuk kamar Tio & mengunci kamar Tio perlahan, Tio
mematung memandangi Putri. Putri mencairkan suasana “ Kenapa, aku gak boleh
masuk sini ya”. “ Bukannya kaya gitu beby, ini tabu bagiku” ( Tio berkata ragu,
tapi ia tidak bisa berpura – pura ) Putri menyanggah “ Kita sudah dewasa
sekarang, udah lulus SMA” Entahlah...Setiap Tio memandang Putri dengan
penampilan seperti itu, Tio tidak mampu berkata – kata lagi. Putri dengan lebut
memeluk Tio, Tio merasa pelukan Putri lain dari biasanya. Tio terbawa suasana
& mendaratkan bibirnya & seketika saja tubuhnya mendorong tubuh Putri
ke ujung Pintu. Mereka berciuman lama sekali. “ Anak nakal ” seru Tio, Putri
tersenyum cantik sekali sambil berbisik “I always love you Tio”.
Dari Ujung pintu mereka beranjak ke
tempat tidur, Mereka berciuman lagi. Tio tersadar “ sebaiknya kamu kembali ke
kamarmu” Putri hanya menggelangkan kepala. “ Ini tidak baik, aku takut lepas
kendali” , Tio benar – benar kaget dengan jawaban Putri “ memang itu yang aku
inginkan !” “ Aku menyayangimu Put, aku harus melindungi apa yang kamu miliki”
“aku tidak peduli, aku merelakan apa saja yang aku miliki untuk seseorang yang
aku cintai, hari esok belum tentu masih di beri kesempatan bersama lagi” “ Kita
akan selalu bersama Put sampe tua nanti, Trust me” Tio mengecup kening Putri
& memeluk Putri “ Lakukan saja, kita sudah dewasa” “Tidak
!!!” Jawab Tio tegas, Putri membuka baju Mandinya, tio menutupinya
dengan selimut. Putri memaksa dan memeluk Tio lembut sekali & Tio tak
sanggup menahan lagi, setiap lekuk Putri membuatnya terhanyut dalam
dosa.................................................................................
Kontak
fisik itu bertambah biasanya kami hanya berciuman mesra tidak pernah lebih dari
itu. Putri yang memaksan Tio agar ia berbuat lebih, agar ia menyentuh setiap
detail terpenting tubuknya. Dan semua terjadi begitu saja tanpa skenario “ Aku,
belum pernah melakukannya” “Aku juga”. Sepanjang malam Putri mendesah “ I
always Love you tio, Love you everlasting ” Dosa tidak lagi berarti bagi
mereka, semuanya terjadi............
JJJJJ
Sepanjang perjalanan Pulang dari Villa Putri terlihat
sedih sekali, Tio gugup ia meresa bersalah tidak bisa menahan dirinya. Mereka
saling menghindar satu sama lain. Putri dengan ketakukannya tentang setelah
kelulusan sekolahnya. Sama sekali tidak memikirkan dosa semalam. Tio sibuk
berfikir tentang dosanya terhadap Putri, ia menyalahkan diri sendiri hingga
membuat Putri bersedih, kesedihan yang belum pernah ia lihat sebelumnya, Tio
mengingat dosa sekaligus masih terbayang setiap sentuhan & lekukan tubuh
Putri.
Tio
berfikir keras, kenapa ia bisa sebodoh itu, banyak yang ia rencanakan soal
hidup termasuk menikahi Putri di masa akan datang. Dan kenapa iya harus
melakukannya sebelum hari itu tiba. Ia teringat, yang ibunya jelaskan tentang
hal tabu itu, tetapi iapun tidak mengerti semua terjadi begitu saja.
JJJJJ
Seminggu telah berlalu setelah kejadian malam itu di
puncak, Tio masih memikirkan dosa – dosanya. Namun batinya tidak bisa berbohong
ia masih mengingat setiap sentuhan & lekuk tubuh Putri. Tio sangat
mencemaskan Putri, sudah seminggu semenjak kejadian di Puncak ia tidak pernah
mendapatkan kabar dari Putri. Tidak ada updatan tentang Putri di sosial media,
biasanya ia rajin sekali di Path, twitter, facebook, instagram dll. Kini ia
menghilang seperti di telan bumi, seminggu bagai seabad bagi Tio. Ia,
menghubungi semua teman – teman terdekat mereka. Akhirnya Tio mendapatkan kabar
dari Risa teman terdekat Putri.
“ Tio, ini ada titipan dari Putri” ( Risa menitipkan
amplop & sebuah kotak terbungkus rapi dengan Pita berwarna Merah )
“ Ini apa ?” ( Risa menggeleng )
“ Ini kayanya semacam Surprise gitu dari Putri” ( Tio
menunjukan wajah malu – malu )
“ Kapan kamu ketemu Putri ?”
“ Seminggu yang lalu di Puncak”
“ Aku kira kemarin – kemarin ”
“ Kita semua sama Tio, tidak mendapatkan kabar apapun
dari Putri seminggu ini”
( Tio semakin cemas, Tio takut terjadi sesuatu dengan
Putri, terlebih Putri selalu tidak ada di rumah )
“ Kenapa gak langsung aja ngasihin ini sendiri waktu
di puncak ”
“ Cewe kalo kaya gini biasanya merencanakan
sesuatu” Tio sedikit merasa senang, dan
perasaannya campur aduk, antara harus senang atau khawatir & sedih &
memikirkan segala kemungkinan terburuk tentang Putri, ia merasa ada sesuatu
yang aneh dengan Putri. Apa putri hamil, ah tidak mungkin...tapi, jika ia aku
akan mempertanggung jawabkannya sekalipun belum siap ? dia kenapa tanpa kabar,
tidak biasanya ? nalarnya berputar – putar.
JJJJJ
Malam
itu sesampainya dirumah, Tio membuka Kotak yang berukuran tidak terlalu kecil
& tidak terlalu besar terbungkus rapi dengan pita merah. Teruntuk, Tio Pratama “
Warna biru kesukaanmu. Aku suka pelukanmu saat kau berkeringat I alwasys love
you, love everlasting” Tio mendekap handuk itu sambil tersenyum
lega. Lalu ia membuka selembar surat yang beraromakan parfum Putri. Tio mebuka
setiap lipatan surat itu dan menjatuhkan tubuhnya di kasur.
Teruntuk Tio
Pratama,
“Tio, yang selalu
ada di dalam hatiku...Aku menjadi orang paling berbahagia di dunia ini karena
di cintai & di sayangimu sepenuh hati olehmu. Aku akan selalu menyayangimu
hingga Tuhan berkata “saatnya kau Pulang”. Tiada seorangpun yang dapat
menggantikanmu di hatiku. Tiada seorangpun yang bisa mengubah tentang
perasaanku padamu. I Always Love you Tio Pratama.” Tio
memeluk tulisan indah yang di ukir oleh Putri, Tio merasa senang akan ungkapan
Putri hingga ia membalikan badan ke kiri & kanan karena terlalu senang ia
hampir jatuh dari tempat tidur. Lalu
melanjutkan membaca surat tersebut.
“ Aku akan selalu
mencintaimu, tapi maaf kita tidak bisa bersama – sama selamanya. alasannya
tidak bisa aku ceritakan kepadamu. Seiring berjalannya waktu kau akan
mengetahuinya sendiri tanpa perlu aku ceritakan kamu akan mengerti perasaanku. Jangan pernah berfikir aku meninggalkanmu
karena tidak mencintaimu lagi. Itu bukan sebuah alasan. Aku ingin kamu tidak
bersedih atas kepergianku. Aku ingin kau hidup dipenihi kebahagiaan & warna
– warni dunia. Dalam setiap doaku, aku berdoa untuk kebahagian mu. Lyrik lagu
The Cinamon masih membekas di hatiku “ yakinlah CINTA selalu MENGERTI”. Aku
selalu menyayangimu, aku selalu mencintaimu, I always Love you, love you
everlasting Tio Pratama.....
Putri,
Kebahagiaan
& rasa lega itu runtuh, tio langsung mengambil phonecellnya & menelpon Putri
namun tidak aktif. Berkali – kali ia menelpon telpon rumahnya, namun pembatunya
mengatakan Putri tidak ada. Tio gelisah...hingga ia terpejam beberapa saat, kemudian
ia terbangun karena phonecellnya terus berdering, di banjiri pesan dari teman –
temannya Risa, Edo, Nadia, Aldy, Yesika, lestari.
“Edo
: Lo baik – baik aja kan ? apa perlu gue ke rumah lo ?”
“Aldy
: Ko, bisa Putri setega itu sama lo Tio, sabar bro,masih banyak perempuan yang
lebih baik, jujur gue masih gak percaya sama kejadian ini” ( Tio masih setengah
mengantuk dan tidak mengerti apa yang
Edo & Aldy katakan hingga muncul pesan dari Risa )
“
Risa : gue sahabat terbaiknya, gue tau siapa Putri, putri gak mungkin sejahat
itu & gue tau kejadian ini bukan sesuatu yang putri pengen, lo harus peka
& kita cari Putri sama – sama sebelum terlambat dan ia akan menikah besok !”
sedangkan para teman – teman perempuan lebih banyak yang menuntut Tio untuk
meyakinkan Putri karena mereka peduli, sedangkan Aldy & edo terhanyut oleh
emosi meskipun mereka belum sepenuhnya percaya.
Tio
mematikan Handphonenya dan membanting Handphonenya ke lantai & meremas
surat yang putri ukir beserta handuk berwarna biru kesukaan Tio, dilemparkannya
ke tong sampah di sudut kamar. Semua berusaha mencari keberadaan Putri namun tidak
mereka temukan, sedangkan Tio mengurung diri di kamar semua orang tidak ingin
ia temui termasuk ibunya. Satu – satunya informasi yang di dapat adalah kartu
undangan pernikahan yang di kirim lewat pesan ibunya Putri lalu ibunya putripun
mendadak sulit di hubungi. Tio merasa sakit sekali, ia tidak punya semangat
hidup lagi. Bingung bercampur kecewa ia tidak sanggup untuk beranjak dari
kamarnya.
JJJJJ
Hari Penikahan
Putri.....
Teman
– teman Putri menghadiri sebuah pernikan yang mewah & megah. Hotel tempat
mereka menikah adalah Hotel termahal di kota mereka semuanya seperti pernikahan
dalam dongeng. Meski mereka tak habis pikir tentang apa yang semua telah
terjadi, mereka tidak ingin mencapuri urusan sahabatnya terlalu jauh lagi
karena semuanya telah terlambat. Tio mengurung diri di kamar. Mereka berjalan
menuju pelaminan terdapat red karpet yang panjang sekali dan mempelai mulai
terlihat jelas. Raut ibu Putri sangat bahagia tidak sedikitpun terlihat penyesalan menyalami setiap orang dengan
senyuman hangat dan berbangga hati atas pernikahan anaknya dengan Pria kaya.
Putri tersenyum terpaksa, dengan kaca dimatanya. Lalu, teman – teman putri
menginjakan kaki di pelaminan. Tidak seperti yang mereka duga ternyata Putri
menikah dengan Pria Gendut seusia ayah mereka, dengan rambut yang sudah
setengah botak. Pantas saja Ibu Putri berbahagia karena anaknya dinikahi
pengusaha terkaya di kotanya.
Teman – teman Putri, diam – diam
memperhatikan Putri & menunggu saat – saat Putri berganti pakaian. Mereka
diam – diam menerobos masuk ke dalam kamar rias, beberapa penjaga mnghadang
mereka. Putri mendengar keributan di luar, lalu putri beranjak “ Biarkan mereka
masuk ”. Semua memeluk Putri dan bersedih, putri menangis terisak – isak, “
tapi kenapa put, kamu gak pernah cerita tentang semua ini ?” “Ini semua sebagai
caraku membalas kebaikan cinta kasih ibu”. “ Tapi gak kaya gini juga kali” seru
Risa “ Aku, terpaksa nyawa ibuku lebih penting dari apapun, ibuku terlibat
banyak hutang dengan pria gendut itu”. Lalu para pengawal menyeret teman – teman Putri keluar. Air mata putri semakin
berderai melunturkan riasan di wajahnya...
JJJJJ
Semua menunggu Tio membuka Pintu
kamarnya, Tio tidak memperdulikan suara teman – temannya. Tio menyandarkan
punggngnya di Pintu kamarnya. Segala cara telah dilakukan agar Tio mau keluar,
tidak satu orangpun berhasil. Lalu, terpaksalah Aldy mengatakannya tanpa ada
Tio di hadapannya.
“
Gue tau lo sedih, gue juga tau lo ada di depan pintu kamar, terima gak terima
hidup harus berlanjut tapi lo perlu tau fakta sebenernya. Ini semua bukan
keinginan Putri, ia menikah karena ingin membalas cinta kasih ibunya. Ia
menikah bukan dengan pria muda kaya & tampan melainkan dengan pria gendut
kaya menyebalkan !” Untuk pertama kalinya air mata Tio berderai karena seorang
perempuan, ia berlari mengacak – ngacak tong sampah kecil di kamarnya
melemparkan sampah sembarangan & mengambil kembali handuk berwarna
biru serta surat yang telah ia remas.
Lalu ia memeluk kertas & handuk kecil itu di pojok kamarnya. “ Jadi tentang
malam itu di puncak, kerena hal ini” Tio menyesal karena tidak mengenal tentang
keluarga Putri lebih dekat, ia menyesal atas semua yang terjadi dengan Putri,
ia menyesal tidak bisa berbuat apa – apa untuk Putri, desahan Putri selalu berputar
– putar di kepala Tio “ I always Love you Tio, Love you everlasting” senyumnya
yang seperti malaikat, sentuhan hangatnya yang membuat dunia seakan berhenti
sesaat, Tatapannya yang penuh cinta kasih. Tio tidak bisa berhenti menangis
mengingat Putri.........................
Bandung,
19 Juli 2014
Comments
Post a Comment