Resensi : Kumpulan Cerpen “ LELALAKI DILARANG MENANGIS” Author by Aliansyah Jumbawuya & Zian Armie Wahyufi
“ Lelaki dilarang menangis ”
Mendengar judulnya kumpulan cerpen ini sudah sangat menarik, semakin
menarik ketika saya membacanya halaman demi halaman. Banyak cerita yang tidak
terduga dalam kumpulan cerpen ini. Karena saya baru pertama kali membaca karya
Aliansyah Jumbawuya maka yang akan lebih
banyak saya bahasa adalah karya Z ian Armie Wahyufy karyanya yang lain
diantaranya yang pernah saya baca adalah Love autumn, antologi puisi teriakan
bisu & Cinta Balahap.
Kekurangan pertama dalam Kumulan Cerpen ini adalah ada
beberapa bahasa daerah, namun tidak ada catatan kaki yang mengartikannya
contohnya seperti kemenakan, ulun, sidin, pangulir, ading , ding – ai. Namun saya
sangat takjub oleh cerpen karya Zian Armi Wahyufy yang berjudul “Jam”.
“ Pagi itu sambil
sarapan, kami berunding. Keputusannya , tidak perlu lagi beli jam. Kami pakai
jam yang pertama saja, soalnya terlambatnya Cuma satu jam. Namun untuk
mengetahui waktu, jam di ponsel sebagai gantinya.Beberapa hari aku tidak
melihat jam dinding yang aku lihat untuk mengetahui waktu yaitu adalah ponsel .
Ajaib, jam dinding itu tetap terlambat satu jam. Seharunya jika memang berputar
hanya 23 jam dalam sehari, mestinya semakin hari semakin bertambah
keterlambatannya. Namun ini tidak. Apakah sudah kembali normal ?” Dalam cerpen JAM : Zian Armie Wahyufy memunculkan situasi yang ilusif keaadaan
halusinatif apakah peristiwa yang dialami tokoh itu real, bisa dinalar , atau
sekedar akhir dari permainan psikologis penulis yang memiliki kuasa terhadap karakter – karakter ciptaannya. Ending ( akhir ) mengejutkan, kabur terasa
tumpang tindih, konflik batin tidak kunkung selesai tampaknya menjadi favorit
cara Zian Armie mengolah konflik. Saya suka sekali caranya menyindir anggota
dewan yang tidak tepat waktu lewat cerpen yang berjudul jam. Lalu cerpennya yang berjudul
Malam sebelum ia Mati, “ Malam aku bertemu dengannya ialah malam
pertama aku bercinta. Aku mengingatnya sebagai malam yang tidak hujan , dimana
pada bulan itu nyaris setiap malam selalu turun hujan. Bertahun – tahun
setelahnya, saat tidak terhitung lagi berapa kali aku tidur dengan seorang
wanita , aku tahu bahwa itu adalah malam terbaik yang pernah ada. Itu juga
menjadi malam terakhir aku bertemu dengannya , hingga malam kemarin, ia
mengetuk pintu rumahku & aku membukakan pintu. Andai hari ini ia tidak
mati, mungkin aku tidak akan mengingat malam kemarin sejelas ini.
Pemaparannya
mengingatkan saya pada “gaya” Charles Dicknes “bercerita”, mengalir dan tiba –
tiba menukik ke ending cerita. Kita
tidak dibebani persoalan yang rumit. Kita bahkan diajak mengembara ke kehidupan
antah – berantah yang anehnya sebetulnya justru membawa kita ke kehidupan kita
sendiri.
Sedangkan cerpenya yang berjudul secangkir Kopi Air mata, memdadak membuat saya menjadi melancolis. “ Kekosongan kembali menyelimuti dan kita
saling kehabisan kata – kata. Aku tahu, tentu kau sibuk membolak – balik pikiranmu. Demikian pula denganku, seakan
kenangan lama seolah berhamburan mengisi ruang kepala. Kenangan yang membuatku terseret ke masa lima tahun
silam. Ya, kita sedang diseret perih”. Dengan membaca cerpen yang ini
terdapat semacam pengisahan beruntun
yang tercipta dari konflik tersembunyi
kita kadang terjebak mengikuti alurnya.
Sekarung kebahagian
dari surga, Ada dua
hal yang tampak setelah membaca cerpen ini.
Yaitu kelincahan Zian Armie dalam bercerita , dan keberhasilan
menghadirkan tokoh – tokoh “Yang aneh
& Unik” dalam penceritaan. Di tempat yang memerlukan Imaji & detalitas
pengarang. “ Seorang bidadari begitu
bosan dengan kebahagiaan di surga, dengan sungai – sungainya, telaganya, kebun
– kebunnya. Dan semua kenikmatan yang ia mau bisa ia dapatkan secepat kilat,
tanpa kecuali. Tapi kelamaan ia akhirnya bosan. Apa yang telah dijalaninya
ribuan tahun ini seperti mimpi saja, pikirannya. Sesuatu yang semu.
Kesadarannya mengatakan kehidupan dunia tidak sebahagia ini, dan diam – diam ia
merindukan ketidakbahagiaan itu. Seperti keinginan yang sudah – sudah , begitu mudah
mewujudkannya. Dengan membawa bekal sekarung kebahagiaan untuk jaga – jaga
bidadadari itu turun ke dunia.”
Jalan Pulang, “ kamu lelaki, lelaki yang naik taksi colt dengan hati dilanda badai.
Orang tua yang tak pernah menghentikan pertengkaran, orang tua yang selalu
menggap salah apa yang kamu lakukan,
orang tua yang menghinamu sekeji binatang
jalanan, orang tua yang selalu menyebutmu anak durhaka tanpa bosan”. Tampak sekali dalam karyanya keasykan
si pengarang mempelajari Manusia secara individual.
“Tentang Nanang”
“Tentang Nanang”
“Beneran ya Nanang ke Palestina?”“Ngapain dia ke sana?”“Dibolehkan kuitannya tidak?”“Sayangnya.... dia kan pintar?”Ah, aku bosan terus ditanya soal ini! Setiap hari, di mana saja, di kost, di kampus, di kampung, selalu ada saja yang bertanya padaku tentang ini, seolah pembicaraan ini tak pernah dingin, seolah akulah yang paling tahu tentang semua ini, seolah aku yang harus bertanggung jawab!“Tentang nanang” memberi saya pemahaman, yang sebelumnya kadang sering kebingungan tentang Jihad & terorisme. Dengan membaca cerpen ini sedikit saya mulai paham apa itu Jihad. Banyak dari kita menyadari bahwa lebih dari 20 % populasi dunia adalah orang Muslim. Lebih dari seperlima pupulasi dunia adalah kaum muslim. Apakah aksi menteror seperti yang dilakukan teroris masih bisa di sebut jihad ???. Hingga membuat dunia bersudut pandang muslim pastilah seorang teroris. Kalian pasti bingung apasih yang dimakasud Jihad oleh apa yang dilakukan oleh para teroris, Apakah setiap muslim itu teroris? Apa Arti Teroris & Jihad? Baca saja cerpen “Tentang Nanang”
Ini tentang dua orang yang saling menyukai, tapi keadaan membuat keduanya berpisah, dan keduanya bertanya - tanya tentang perasaan itu. sebuah hal yang di sebut Cinta. Namun hanya Cafe &kota banjar baru & hujan yang membuat suasana romatislah yang bisa mengerti perasaan dari mereka masing - masing. "Cafe, banjarbaru & hujan” Diksi dalam cerpen ini sangat romantis sekali.
Aku tahu, kau
tidak akan datang. Bukan tersebab hujan ini, tapi kau memang tak pernah lagi
kemari. Demikian pula pertemuan kita, tak akan pernah lagi kita teguk bersama.
Tapi tahukah kau, duduk di kafe ini ketika hujan, selalu membuatku merasa
sedang berbincang denganmu, bercanda apa saja seperti pertemuan terakhir kita
dulu? Itulah mengapa setiap hujan bertandang, aku akan berlari-lari kecil ke
sini dengan satu tangan memegang payung sedang tangan yang lain sedikit
menaikkan rok agar tidak terkena ciprat air.
Hujan, Kopi, Buku memang telah menjadi ciri khas Zian Armie Wahyufy. Maka dari itu hampir di setiap tulisannya selalu hadir Hujan, Kopi & buku. seperti :
Hujan, Kopi, Buku memang telah menjadi ciri khas Zian Armie Wahyufy. Maka dari itu hampir di setiap tulisannya selalu hadir Hujan, Kopi & buku. seperti :
Gadis Kaca
“Oh, indah
sekali… Kiri-kanan yang kulalui rasanya hanya taman bunga dengan bunganya yang
bermekaran dan berwarna-warni dihinggapi kupu-kupu. Dan " daun-daunnya adalah
puisi.”
Cafe,
banjarbaru & hujan”
“Bagiku,
Banjarbaru ialah romansa. "Pohon-pohonnya berdaun puisi", dan bunga-bunganya
adalah cerita cinta. Hujan masih deras. “
Jika ingin membaca karya - karya Zian Armie Wahyufy silahkan visit saja ke Blognya http://zianarmie.blogspot.com/
( Happy Reading all )
![]() |
Zian Armie Wahyufi |
Comments
Post a Comment