Rumah bersejarah Ibu Inggit Ganarsih “Jatuh Cinta Versus Sejarah yang pudar ” Catatan Perjalanan,17 Juli 2014
Boleh percaya atau tidak !
saya hanya menghabiskan RP.28.000,- saja untuk wisata Sejarah. I Finding New
experience & new inspiring. Saya suka sekali jalan – jalan tapi, isi dompet
berbanding terbalik dengan hal tersebut. Maka saya, mencari informasi spot –
spot yang terdekat dari tempat yang saya tinggal So, gak usah beralasan gak ada
budget buat jalan - jalan.
Masih dengan tema minimalis budgetis, jalan – jalan dengan low cost. Sebentar lagi adalah hari kemerdekaan, untuk meningkatkan semangat nasionalisme maka saya berwisata sejarah pertama kami menuju Gedung Indonesia menggugat, kedua Museum Barlie & Penjara Bancey yang ternyata sekarang harus reservasi sebelum berkunjung & terakhir adalah Rumah bersejarah ibu Inggit Ganarsih. Untuk Gedung Indonesia Menggugat & Museum Barlie silahkan baca di Postingan Selanjutnya.
" Rumah bersejarah ibu
Inggit Ganarsih"
Lokasi
|
:
|
Jl. Inggit Ganarsih No. 8 (di depan toko tas Elizabeth pusat Kebon Kalapa Bandung)
|
Jam operasional
|
:
|
setiap hari, pk. 7:00-16:00
|
Biaya masuk
|
:
|
gratis
|
Fasilitas
|
:
|
toilet, musholla
|
P.S : Rumah Bersejarah ini selalu nampak sepi, namun kita harus mengetuk Pintu dan sedikit berteriak, nanti akan di arahkan oleh Bapak Mulyono
Sejarah versus Cinta, Tanpa cinta & kasih sayang
takan pernah ada Sejarah di muka bumi ini. Takan pernah ada kehidupan di muka
Bumi ini. Seeorang berkata pada saya Kisah cinta itu selalu Unik.Ya, memang...seperti kisah
cinta Mantan President Ir. Soekarno & Ibu Inggit Ganarsih wanita berdarah
Sunda yang lahir di Kamasan Banjaran – Bandung. Dan perbedaan usianya dengan Ir. Soekarno adalah tiga belas
tahun jauh lebih Tua Ibu Inggit Ganarsih.( Inggit Ganarsih lahir 1888,Ir.Soekarno 1901)
Ibu Inggit Ganarsih itu hebat luar biasa, Ir.soekarno memang terkenal dengan karakter Donjuannya. Namun beliau tidak pernah murka seperti Dewi Hera yang mengutuk semua perempuan yang dicintai Dewa Zeus. Soal urusan Perasaan terhadap perempuan Ir.Soekarno kurang lebih sama seperti Dewa Zeus pada zaman mitologi Yunani Kuno.
Ibu Inggit Ganarsih itu hebat luar biasa, Ir.soekarno memang terkenal dengan karakter Donjuannya. Namun beliau tidak pernah murka seperti Dewi Hera yang mengutuk semua perempuan yang dicintai Dewa Zeus. Soal urusan Perasaan terhadap perempuan Ir.Soekarno kurang lebih sama seperti Dewa Zeus pada zaman mitologi Yunani Kuno.
"Kuantar kau ke gerbang" buku setebal 431 halaman tentang Kisah Cinta Ibu Inggit Ganarsih dengan Ir.Soekarno, Karya Ramadhan KH. Sedikit saya tarik kesimpulan dari kisah ini. Semua berawal dari Ir.Soekarno yang sering di sapa dengan sebutan kusno menjadi anak kos di rumah Ibu Inggit Ganarsih untuk menyelesaikan study-nya di ITB. Saat itu Ibu inggit Ganarsih berstatus masih menikah dengan Haji Sanusi, sedangkan Ir.Soekarno ia telah berstatus menikah dengan Utari Tjokroaminoto anak dari dari H.O.S Tjokroaminoto.
![]() |
Ibu Inggit Ganarsih bersama Haji Sanusi |
Sehabis Sallat Isya haji Sanusi senang sekali bermain billiyard. setiap malam haji Sanusi selalu ke "kamar bola" sebutan untuk rumah tempat bermain billiyard.
Sedangkan Ibu Inggit setiap malam harus membuat bedak & lulur untuk pesanan pelanggan. ini adalah batu yang di pergunakan Ibu Inggit Ganarsih Untuk membuat pupur ( bedak ) lulur tradisional. Ibu inggit tidak hanya membuat Pupur tetapi ia juga mejahit Kutang ( Bra ) untuk di jual.
Sedangkan Ir.Soekarno selalu terlihat sedang membaca di ruang tengah, maka untuk mengisi sepi mereka saling bertukar cerita. Kesan Pertama Ibu Inggit Ganarsih ketika melihat Ir.Soekarno adalah hanya sebagai adik, ia gagah & tampan. namun suatu
malam Soekarno mencurahkan isi hatinya pada Inggit bahwa dia akan menceraikan
Utari karena tidak ada rasa cinta sama sekali pada Utari. Bahkan selama ini
mereka belum pernah berhubungan badan. Akhirnya Soekarno menceraikan Utari dan
mengembalikannya pada ayahnya di Surabaya. Namun
ternyata, Soekarno berperasaan lain. Dia menaruh hati pada Inggit, karena dia
merasa Inggit itu adalah seorang wanita dengan tiga pribadi sekaligus, yaitu
kekasih, kawan dan Ibu.
Yang lebih tidak terduga lagi adalah Soekarno dengan berani meminang Inggit kepada suaminya yaitu H. Sanusi, dan tidak kalah mengagetkan juga ketika H. Sanusi dengan lemah lembut berkata:
"Eulis,
terimalah lamaran Kusno. Setelah jelas begitu, Akang jatuhkan talak. Tetapi,
jangan kemudian berdiri sendiri segala. Jadikanlah nikah dengan Kusno.
Jadikanlah Ia orang penting. Eulis pasti bisa mendorongnya sampai Ia jadi orang
penting. Akang rido. Dampingi dia, bantulah dia, sampai dia mencapai
cita-citanya." ( Yups...ini cukup menjadi pelajaran, someday jika saya sudah menikah maka harus pandai menempatkan diri dalam berinteraksi dengan laki - laki walaupun itu teman dekat, mungkin benar pepatah orang tua jaman dulu semua berawal dari curhat )
Ibu
|
Sungguh
hebat mereka bertiga, H. Sanusi begitu ikhlah melepas kesayangannya, Soekarno
begitu berani mengejar cintanya dan Inggit mau menerima tantangan dengan
menikahi Kusno atau Soekarno. Bukankah H. Sanusi adalah saudagar yang sangat
kaya? Inggit bercerita bahwa kerjaannya hanya pesiar bahkan sampai ke Singapura
segala. namun dengan Kusno? Bukanah dia masih seorang mahasiswa yang malah
butuh biaya bukannya menghasilkan biaya.
Dan benarlah demikian, setelah menikah dengan Soekarno perjuangan demi perjuangan harus dilewati oleh Inggit Garnasih. Dia harus mencari uang untuk biaya sehari-hari. Ketika Soekarno ditahan di banceuy untuk kemudian pindah ke Sukamiskin, dia harus berkerja duakali lebih keras karena selain mengantar makanan setiap berkunjung dia harus menyelundupkan informasi politik diluar kepada suaminya. Karena semua hal berbau politik dilarang dibawa ke penjara, maka dicarilah berbagai macam akal untuk menyampaikannya. Soekarno ditahan karena ikut serta dalam Partai Nasional Indonesia sebagai ketua umum. Tuduhan orang Belanda adalah bahwa Soekarno dengan pertainya akan melaksanakan revolusi yang berbasis kekerasan.
Begitulah
Inggit terus setia kepada Soekarno, bahkan ketika Soekarno dibuang ke Ende
Flores Inggit ikut beserta Ibunya (Bahkan Ibu Inggit meninggal di tempat
pembuangan itu). Kemudian kisah menyedihkan terjadi ketika mereka dipindahkan
untuk diasingkan ke Bengkulu.
Di Bengkulu
ada dua orang suami istri yang hendak menitipkan anaknya untuk disekolahkan,
namanya Fatmawati. Inggit menganggapnya sebagai anak sendiri (Sebagaimana
terhadap anak angkatnya Ratna Djuami dan Kartika). Namun apa harus dikata,
ternyata Soekarno telah jatuh cinta pada Fatmawati karena Ibu Inggit Ganarsih tidak dapat menghasilkan keturunan. Dan pada akhirnya karena Ibu Inggit tidak mau dimadu dengan Fatmawati kahirnya Ibu Inggit minta di cerai.
Rumah bersejarah Ibu
Inggit Ganarsih, sempat akan di gusur & di jadikan ruko karena sepi pengunjung. Namun
para sejarahwan & LSM setempat demo tidak setuju akan hal ini. Rumah bersejarah ibu
inggit ganarsih sekilas sama dengan rumah – rumah lainnya, boleh jadi kita yang
tinggal di Bandung seringkali melewatinya namun tidak pernah menyadari
keberadaan peninggalan sejarah tersebut. Rumah itu terletak di dekat pasar
Astana anyar, maka jangan heran jika di depan rumah bersejarah banyak sekali
PKL yang kurang enak di panadang.
Namun kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan PkL, memang itu tidak terkesan menghargai Sejarah bangsa sendiri. Namun saya sendiri sering berbelanja pada PKL karena harga yang di tawarkan cukup murah. Artinya, sejarah telah memudar. yups my Wish untuk para PKL sebandung Boleh lah berjualan di pinggiran jalan manapun asal jangan di depan tempat bersejarah saja karerna selain musium - musium bersejarah di Bandung jarang di minati wisatawan tolong hargai Para pahlawan tanpa tanda Jasa. Artinya warganya sendiri enggan menggali sejarhnya sendiri. itulah mengapa saya katakan sejarah yang tengah memudar.
Comments
Post a Comment